Suara.com - Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta, Liriyantinur Daeli memulai perjalanan panjang sebagai pengusaha percetakan. Sebagai pemilik bisnis percetakan Byan Mandiri Design & Advertising, ia telah melayani berbagai kebutuhan konsumen, mulai dari mencetak buku, kalender, undangan pernikahan hingga nota dan kwitansi. Namun, perjalanan menuju kestabilan finansial dan pertumbuhan usaha tidaklah mudah.
Seiring bertambahnya pesanan, tantangan untuk memenuhi kebutuhan modal menjadi masalah yang harus dipecahkan. Saat itulah, sebuah iklan dari platform pinjaman daring, Easycash muncul dan mengubah hidupnya. Iklan ini ia temukan secara tidak sengaja saat membaca novel digital lewat ponsel pintarnya.
Pinjaman dari Easycash memberinya fleksibilitas luar biasa. Dana tersebut langsung digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi bisnis percetakannya. Hasilnya luar biasa. Omzet bisnisnya meningkat dari 60 persen menjadi 80 persen.
“Easycash cukup membantu. Prosesnya cepat, mudah dan tidak butuh banyak persyaratan. Jadi, saya bisa melayani orderan lebih banyak lagi dari konsumen,” ujar Liriyantinur saat dihubungi Suara.com, Jumat (6/12/2024).
Kisah serupa dialami Apriansyah, seorang karyawan swasta yang juga merintis usaha kecil di bidang kuliner. Ia memilih Easycash untuk memenuhi kebutuhan modal yang mendesak. Berbekal pinjaman dengan tenor panjang dan limit yang fleksibel, Apriansyah bisa meningkatkan skala usahanya tanpa harus mengorbankan tabungan keluarga.
"Pencairannya cepat tidak sampai satu jam sudah sampai di rekening. Saya bisa lebih fleksibel dalam menghadapi kebutuhan mendesak tanpa mengganggu tabungan," ujar Apriansyah.
Liriyantinur Daeli dan Apriansyah adalah dua contoh dari banyak pelaku usaha kecil yang terbantu oleh teknologi finansial. Pinjaman daring seperti Easycash menjadi angin segar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang kesulitan mendapatkan pembiayaan modal dalam waktu singkat untuk meningkatkan skala bisnisnya. Angka pinjaman daring untuk UMKM meningkat dari waktu ke waktu.
Merujuk pada laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman daring pada Mei 2024 mencapai Rp64,55 triliun dengan jumlah rekening penerima pinjaman aktif mencapai 17.749.681 entitas. Dari angka ini pinjaman yang telah tersalurkan untuk UMKM perseorangan mencapai Rp16,7 triliun dan badan usaha sebesar Rp3,6 triliun.
Jumlah pembiayaan pinjaman daring ini mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. OJK mencatat outstanding pinjaman per Mei 2023 mencapai Rp51,46 triliun dengan penyaluran untuk pembiayaan UMKM perseorangan dan badan usaha masing-masing sebesar Rp15,63 triliun dan Rp4,13 triliun. Sementara itu, di periode Mei 2022 tercatat outstanding pinjaman mencapai Rp40,17 triliun dengan penyaluran untuk UMKM perseorangan mencapai Rp9,80 triliun dan badan usaha sebesar Rp4,3 triliun.
Meski demikian, angka penyaluran pinjaman daring untuk UMKM masih lebih rendah dibandingkan untuk non-UMKM. Masih merujuk data OJK, per Mei 2022 tercatat pinjaman untuk non-UMKM perseorangan sebesar Rp24,1 triliun, meningkat menjadi Rp30,01 triliun pada Mei 2023 dan naik lagi menjadi Rp42,48 triliun pada Mei 2024.
Easycash Solusi Pinjaman Daring untuk UMKM
Di Indonesia ada banyak perusahaan penyedia jasa pinjaman daring, salah satu perusahaan yang memberikan limit pinjaman besar, tenor panjang dan bunga rendah adalah Easycash. Easycash berada dibawah naungan PT Indonesia Fintopia Technology dan telah terdaftar serta diawasi oleh OJK. Perusahaan yang berdiri tahun 2017 ini merupakan anak perusahaan dari Fintopia Inc yang berkantor pusat di Beijing, Tiongkok.
Easycash menyediakan layanan keuangan yang mudah dijangkau siapapun, terutama orang-orang yang tidak memiliki rekening bank dan belum mengakses fasilitas keuangan. Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2021, sebanyak 97,74 juta orang berusia cukup umur di Indonesia tidak memiliki rekening bank atau unbanked. Angka ini setara dengan 48 persen dari jumlah penduduk dewasa di Indonesia. Kehadiran Easycash sebagai P2P lending tentu menjadi harapan baru bagi masyarakat yang belum mengakses perbankan.
Merujuk data per Oktober 2024, Easycash tercatat telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp59,11 triliun sejak didirikan dan memiliki lebih dari 38 juta pengguna yang terdaftar secara kumulatif. Para peminjam di Easycash berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari UMKM, petani, pelajar dan profesi lainnya. Ini membuktikan Easycash berkomitmen untuk membantu memberikan pembiayaan untuk kelompok UMKM.
Komitmen Easycash membantu UMKM juga ditunjukkan dengan kolaborasi bersama Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dan OJK menggelar Fintech Lending Days bertajuk 'Pendanaan Alternatif UMKM Sumatera Utara melalui Fintech Lending' pada awal Mei 2024 lalu di Kota Medan, Sumatera Utara. Acara ini bertujuan untuk memaksimalkan produktivitas UMKM sekaligus mengedukasi pelaku UMKM aar bisa memanfaatkan fintech P2P lending sebagai alternatif pendanaan yang legal sehingga terhindar dari pinjaman daring ilegal.
"(Ini) wujud komitmenmemberikan edukasi dan literasi UMKM mengenai manfaat dan risiko menggunakan fintech P2P lending untuk mempromosikan inklusi keuangan serta inovasi untuk semua lapisan masyarakat Indonesia," kata Head of Corporate Affairs Easycash, Wildan Kesuma dalam keterangannya.
Easycash menetapkan syarat pengajuan yang mudah. Dengan bermodalkan KTP dan mengisi kelengkapan data diri, peminjam bisa mendapatkan limit pinjaman yang tinggi mencapai Rp80 juta tanpa agunan dengan rincian biaya yang transparan. Dengan syarat yang mudah, pelaku UMKM dimana pun bahkan yang tidak bisa mengakses perbankan bisa mengajukan pinjaman.
Selain itu, proses penilaian dan pencairan dana berlangsung cepat. Dengan kisaran suku bunga senilai 0,15 persen sampai 0,3 persen, Easycash memberikan jangka waktu pinjaman cukup panjang, yakni satu sampai 12 bulan.
Pinjaman Daring Perkuat UMKM
Pengamat perbankan, keuangan dan investasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) I Wayan Nuka Lantara membenarkan kehadiran pinjaman daring legal yang terdaftar dan diawasi oleh OJK mampu mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Menurutnya, masih banyak pelaku UMKM yang sulit mendapatkan pinjaman perbankan untuk modal usaha.
Syarat pengajuan yang mudah dan tanpa agunan tentu sangat meringankan para pelaku UMKM yang memiliki berbagai keterbatasan. Meski demikian, pelaku UMKM harus menghindari pinjaman daring ilegal karena bisa mengancam keamanan data pribadi.
Selain itu, pelaku UMKM juga harus mengukur kemampuan finansial mereka, sebab bunga pinjaman daring lebih tinggi dibandingkan pinjaman bank. Terlebih jika kondisi bisnis sedang lesu, maka sebaiknya pelaku UMKM tidak memaksakan diri meminjam pinjaman daring.
"Meskipun bunga tinggi tapi aksesnya cepat dan lebih mudah, hanya saja perlu kehati-hatian, jadi intinya adalah pinjol akan memberikan konsekuensi ke kita," ujar Wayan.
Hal ini pula yang dipegang teguh oleh Liriyantinur. Sebagai pebisnis yang telah berhasil mengembangkan bisnis dengan pinjaman daring, ia berpesan agar pelaku UMKM lainnya yang hendak mengambil pinjaman daring bisa berhati-hati.
"Pastikan pinjamannya sudah berizin dan diawasi oleh OJK seperti Easycash. Pesan saya jangan lupa meminjam sesuai kebutuhan dan kemampuan kita," kata Liriyantinur.