AstraZeneca Indonesia Tekankan Pentingnya Menjaga Kualitas Hidup Bayi Prematur

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 06 Desember 2024 | 06:46 WIB
AstraZeneca Indonesia Tekankan Pentingnya Menjaga Kualitas Hidup Bayi Prematur
Astrazeneca. (Dok. Astrazeneca)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Bayi prematur sangat berisiko tinggi terkena berbagai infeksi. Oleh karena itu, perawatan bayi prematur harus dilakukan dengan pendekatan multidisiplin yang melibatkan orang tua dan tim medis untuk mengurangi risiko komplikasi serius.” kata Rinawati.

“Salah satunya adalah RSV (respiratory syncytial virus), yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan Lower Respiratory Tract Infection (LRTI), seperti pneumonia dan bronkiolitis,” tambah Prof. Dr. dr. Rinawati.

Dalam salah satu studi multicentre tahun 2022 terkait epidemiologi community-acquired pneumonia (CAP) di Indonesia, RSV menjadi satu dari lima pathogen utama yang ditemukan. Dimana sebanyak 27,1% dan menempati urutan ke-2 penyebab CAP pada anak usia di bawah 5 tahun.

Demikian halnya pada kasus mix infection maupun single infection akibat virus, RSV merupakan patogen yang sering ditemui di studi ini.

Bayi prematur juga memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi untuk mengalami rawat inap terkait RSV dalam tahun pertama kehidupan dibandingkan dengan bayi berisiko rendah.

Bayi prematur cenderung mengalami masa rawat inap yang lebih lama, membutuhkan oksigen tambahan, membutuhkan perawatan intensif (ICU), memerlukan pemasangan ventilasi mekanik hingga terapi cairan parenteral (cairan langsung melalui infus).

Konsekuensi infeksi RSV pada bayi prematur terjadi karena belum optimalnya antibodi IgG yang dialirkan ibu ke janin pada bulan-bulan terakhir kehamilan. Sehingga bayi prematur memiliki tingkat antibodi yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir aterm.

Antibodi IgG (Immunoglobulin G) adalah jenis antibodi yang berfungsi melawan infeksi bakteri dan virus.

Selain itu infeksi RSV juga dapat mengakibatkan berkurangnya transfer oksigen. Hal tersebut dapat memperburuk kemampuan difusi dan perfusi oksigen yang sudah terganggu pada bayi dengan Bronkopulmoner displasia yang berhubungan dengan kelahiran prematur (BPD) atau penyakit jantung bawaan (Congenital Heart Disease).

Baca Juga: AstraZeneca Indonesia Diakui Sebagai Best Places to Work

Prof Rina mengingatkan tentang minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia tentang bahaya penyakit yang disebabkan oleh RSV. Termasuk orang tua dengan anak yang berisiko tinggi terhadap RSV dimana "infeksi RSV” dan “Pneumonia” sebagai kunci dari RSV.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI