Tak Hanya Urus Sawit, Gapki Dukung Ketahanan Iklim Melalui Rehabilitasi Mangrove

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 05 Desember 2024 | 10:51 WIB
Tak Hanya Urus Sawit, Gapki Dukung Ketahanan Iklim Melalui Rehabilitasi Mangrove
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mangrove memiliki peran penting dalam menopang ketahanan iklim dan ekosistem pantai. Sebagai habitat banyak makhluk, seperti burung, kepiting, dan biota laut lainnya, hutan mangrove mampu menciptakan keseimbangan lingkungan. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono di Ketapang Urban Aquaculture, Desa Ketapang, Tangerang.

“Meskipun namanya Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit, kami memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan jadi tidak hanya mengurusi sawit. Untuk itu, Gapki terus konsisten untuk meningkatkan ketahanan iklim melalui penghijauan dan konservasi alam seperti penanaman mangrove,” tandasnya ditulis Kamis (5/12/2024).

Dalam kegiatan Kampanye Semakin Hijau yang diinisasi Radio Elshinta, Gapki dianugerahi penghargaan “Outstanding Conserving Sustainable Nature” atas kiprahnya dalam melakukan pelestarian alam dan lingkungan hidup.

Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Kabupaten Tangerang, Gapki, PLN, Radio Elshinta dan pemangku kepentingan lainnya melakukan penanaman mangrove dan pelepasan mimi.

Baca Juga: PT Jhonlin Agro Raya Bergerak di Bidang Apa? Perusahaan Haji Isam yang Dipimpin Jhony Saputra

Dihadiri oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Mangrove Jakarta Community, Kesemat Mangrove Volunteer, Komunitas Indonesia Women Paddler, serta komunitas pecinta lingkungan dari UI, IPB, Yarsi, serta UIN, secara serempak melakukan penanaman mangrove serta pelepasan 64 mimi atau hewan belangkas yang terancam punah di Ketapang Urban Aquaculture, Desa Ketapang.

Sebelumnya, Gapki telah melakukan rehabilitasi hutan mangrove seluas 50 hektar selama tiga tahun terakhir di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam mencegah abrasi dimana pesisir pantai Kotawaringin Barat menjadi wilayah dengan luasan abrasi tertinggi di provinsi Kalimantan Tengah.

“Bumi yang kita pijak hari ini bukan lah warisan dari nenek moyang kita, melainkan titipan dari anak cucu kita. Ada dua moment yang tepat untuk menanam pohon, 20 tahun lalu atau hari ini. Artinya, tidak ada kata terlambat untuk menanam pohon,” ucap Pejabat Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Soma Atmaja.

Dirinya mengungkapkan Desa Ketapang akan membangun Pusat Riset Mangrove bersama dengan kampus IPB. Sejak tahun 2014, Desa Ketapang telah melakukan rehabilitasi mangrove sebagai upaya menata wilayah pesisir pantai. Soma Atmaja memamerkan keberhasilan usaha ini dengan kunjungan lembaga dunia seperti Bank Dunia dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).

Pemimpin Redaksi Radio Elshinta Haryo Ristamaji mengungkapkan perlunya peningkatan edukasi lingkungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Salah satu isu kritikal, menurutnya, ialah abrasi pantai dan keseimbangan ekosistem pantai. Penanaman mangrove menjadi salah satu langkah esensial untuk membangun tonggak kehidupan di pantai.

Baca Juga: PT Jhonlin Agro Raya Milik Siapa? Komisarisnya Lulusan SMA dan Baru Berusia 24 Tahun

“Hutan mangrove menjadi benteng kita terhadap gelombang ekstrem. Hadirnya mangrove tidak hanya menahan arus air dan mencegah abrasi, namun menciptakan ekosistem biota laut bahkan menjadi rumah bagi burung dan hewan lainnya. Seperti hewan langka terancam punah, Mimi, atau dikenal sebagai hewan belangkas,” katanya.

Belangkas diketahui merupakan satwa purba yang menjadi salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia. Sejak hadirnya hutan mangrove di Desa Ketapang, hewan yang hidup di perairan dangkal pada wilayah payau dan hutan mangrove ini kembali muncul di permukaan Kabupaten Tangerang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI