Suara.com - Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan perusahaan asal Indonesia melakukan ekspor kerupuk dan sambal ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Kerupuk dan sambal yang diproduksi UMKM akan diekspor sebanyak 14 kontainer senilai USD452 ribu atau setara Rp7,2 miliar.
"Dua hal ini menjadi kunci dalam merespons perubahan tren global dan menyesuaikan strategi agar tetap relevan dengan dinamika pasar," ujar Mendag Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (4/12/2024).
Permintaan global untuk produk kerupuk udang dan sambal terus meningkat. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan tren konsumen yang mencari makanan autentik dan bernilai budaya dari berbagai negara.
Makanan khas Indonesia ini memilki daya tarik karena keragaman cita rasanya yang kaya, di samping meningkatnya preferensi konsumen terhadap produk berbasis rempah alami.
Baca Juga: IKM Jadi Andalan, Wamenperin Dorong Ekspansi ke Pasar Internasional
"Tren ini menunjukkan peluang besar bagi perusahaan yang mampu memanfaatkan tren global dengan fokus pada inovasi produk, sertifikasi kualitas, dan distribusi yang efektif untuk berekspansi," kata Mendag.
Dalam lima tahun terakhir (2019—2023), tren ekspor produk makanan olahan Indonesia tumbuh sebesar 6,81 persen.
Tren ini masih berlanjut pada periode Januari–September 2024 yang tumbuh sebesar 6,97 persen dari periode yang sama tahun 2023.
"Tren pertumbuhan yang positif ini tentunya tidak terlepas dari peran dan kerja keras pelaku usaha Indonesia," kata Mendag Budi.
Mendag Budi mengajak lebih banyak pelaku usaha makanan olahan untuk mencari peluang ekspor produk-produk ke mancanegara agar produk Indonesia semakin banyak beredar di dunia.
Baca Juga: Mendag Janji Harga Minyak Goreng MinyaKita Mulai Turun Minggu Ini
"Indonesia akan terus membuka akses pasar ke kawasan tradisional dan nontradisional melalui berbagai perjanjian dagang dan siap mendukung pelaku usaha untuk memperluas pasar," pungkas Mendag Budi.