Suara.com - Bank Indonesia (BI) menilai Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2024 yang mencapai 0,30% tetap terjaga.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso mengatakan inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia.
Serta Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
"Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025,"kata Ramdan dalam pernyataan resminya di Jakarta, (3/12/2024).
Baca Juga: Bagaimana Aturan Cetak Uang Baru? Viral Bank Indonesia Tanggapi Usulan Rupiah Bergambar Jokowi
Dia mengatakan kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 1,07% (mtm), meningkat dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,11% (mtm). Inflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, tomat, dan daging ayam ras.
"Peningkatan harga komoditas hortikultura didorong oleh berlangsungnya masa tanam, sementara kenaikan harga komoditas daging ayam ras dipengaruhi oleh harga bibit Day Old Chicks (DOC) yang meningkat,"katanya.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar 0,32% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,89% (yoy).
Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.
Sementara itu, kelompok administered prices mengalami inflasi. Kelompok administered prices pada November 2024 mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,25% (mtm).
Baca Juga: Bank Indonesia Dorong Literasi Ekonomi untuk Jakarta Global
Selain itu, inflasi kelompok administered prices didukung terutama oleh komoditas sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara, seiring dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau dan peningkatan mobilitas masyarakat.
Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 0,82% (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,77% (yoy).