Yoo Yeon Sook Dapat Gaji Miliaran karna Jadi Jubir Presiden di Drama When The Phone Rings

Senin, 02 Desember 2024 | 15:12 WIB
Yoo Yeon Sook Dapat Gaji Miliaran karna Jadi Jubir Presiden di Drama When The Phone Rings
Yoo Yeon Seok (Soompi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pekerjaan menjadi Jubir Presiden atau juru bicara Presiden menjadi banyak diperbincangkan oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Hal ini seiring dengan drama Korea terbaru berjudul When The Phone Rings yang tayang setiap Jumat dan Sabtu di Stasiun Televisi MBC Korea Selatan.

Dalam drama ini Yoo Yeon Seok aktor utama tersebut berperan sebagai Baek Sae- On  bekerja sebagai juru bicara Presiden.

Atas peranannya ini membuat beberapa masyarakat atau generasi muda ingin bekerja sebagai juru bicara Presiden.

Baca Juga: When the Phone Rings Tak akan Tayang 2 Pekan Imbas Penayangan Dokumenter

Lantas berapa gajinya? Dilansir dari Statista, gaji juru bicara Presiden di Korea Selatan diperkirakan mencapai 157 juta won atau sekitar Rp1,7 miliar lebih.

Tidak hanya itu, menjadi juru bicara Presiden mendapatkan beberapa layanan fasilitas seperti uang pensiunan, transportasi, kendaraan lalu masih banyak lagi.

Hal itu terlihat saat Yoo Yeon Seok yang menjadi jubir Presiden memiliki mobil mewah serta beberapa layanan lainnya  serta adanya tunjangan kinerja.

Tentunya menjadi juru bicara Presiden menjadi beberapa impian banyak orang.

Sedangkan untuk menjadi juru bicara Presiden memiliki kualifikasi yang bagus serta berasal dari background komunikasi.

Baca Juga: 4 Drama Korea Populer Han Jae Yi, Terbaru Bikin Heboh di 'When the Phone Rings'

Sebab, Yoo Yeon Seok yang memerankan Baek Sae On merupakan seorang presenter. Dari pekerjaan sebelumnya itu, dia mendapatkan tawaran bekerjs  sebagai juru bicara Presiden.

Selain itu, tugas jubir presiden  harus menjembatani, menyambungkan, menyatukan, dan menyinergikan kepentingan pihak yang satu dan yang lain.

Termasuk, pemerintah dengan rakyat, partai politik dan kepentingan ekonomi, hukum dan HAM.

Lalu, komunikasi Istana bukan hanya common sense atau berakal sehat, tetapi komunikasi yang juga harus berdasarkan otoritas atau kewenangan yang melekat dari lembaga kepresidenan.

Sehingga, diharapkan pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut jubir itu betul-betul merujuk pada data seharusnya, atau kebijakan yang semestinya dikehendaki Istana Presiden.

Lalu, jubir presiden harus memahami lanskap komunikasi yang berkembang. Serta berpandangan figur jubir presiden harus memiliki jaringan komunikasi yang bagus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI