Jagung Hingga Tepung Konyaku RI di Ekspor ke China

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:32 WIB
Jagung Hingga Tepung Konyaku RI di Ekspor ke China
Berkat Cawan Milenial (BCM) telah menandatangani perjanjian kerja sama ekspor komoditas unggulan Indonesia ke China. Jagung, tapioka, dan tepung konyaku (Foto Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Berkat Cawan Milenial (BCM) berhasil menandatangani perjanjian kerja sama ekspor komoditas unggulan Indonesia ke China. Jagung, tapioka, dan tepung konyaku akan menjadi produk pertama yang diekspor ke mitra mereka, Guang Tong Shi Pin.

Pengiriman perdana dijadwalkan pada Januari 2025. Kerja sama ini tidak hanya meningkatkan nilai ekspor Indonesia, tetapi juga mendukung program pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menargetkan pencapaian
swasembada pangan pada tahun 2027. Inisiatif ini mencakup pembangunan lumbung pangan di berbagai tingkatan serta program makan bergizi gratis bagi pelajar dan kelompok rentan. Kerja sama ekspor komoditas yang dilakukan oleh BCM sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Via Amalia, Direktur Utama BCM, menyatakan bahwa ekspor jagung, tapioka, dan tepung konyaku ini
tidak hanya meningkatkan devisa negara tetapi juga mendorong produktivitas petani lokal. "Kerja sama ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di pasar global, tetapi juga menjadi bagian dari upaya kami untuk berkontribusi langsung terhadap ketahanan pangan nasional. Kami percaya bahwa ekspor ini akan membuka lebih banyak peluang bagi petani lokal, memperluas cakupan pasar, dan menunjukkan kualitas unggulan bahan pangan Indonesia,” ujar Via dalam keterangannya Minggu (1/12/2024).

Baca Juga: Dua Wakil Indonesia Alami Lonjakan Drastis dalam Ranking BWF World Tour 2024

Sebagai perusahaan yang mengelola bahan pangan dari proses produksi hingga distribusi, BCM memprioritaskan kualitas, efisiensi, dan keberlanjutan. Komoditas seperti jagung, tapioka, dan tepung
konyaku dipilih karena tingginya permintaan global terhadap produk ini. Jagung dan tapioka menjadi
komponen penting dalam industri pangan dan pakan ternak, sedangkan tepung konyaku telah menarik
perhatian pasar internasional sebagai bahan pangan sehat dan ramah lingkungan.

"Kami terus berinovasi untuk memastikan bahwa setiap produk yang kami kelola tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar internasional tetapi juga membawa manfaat nyata bagi komunitas lokal. Kami memahami pentingnya efisiensi dalam rantai pasokan, dan itulah yang menjadi fokus utama kami dalam setiap tahap proses produksi hingga distribusi," tambah Via Amalia.

BCM terus berinovasi dalam mengoptimalkan rantai pasokan untuk memastikan produk pangan sampai ke konsumen dengan efisien. Teknologi dan strategi distribusi yang digunakan memungkinkan
perusahaan untuk menjaga kesegaran produk, meminimalkan biaya logistik, dan meningkatkan daya
saing di pasar internasional. Hal ini juga mendukung pencapaian keberlanjutan dan efisiensi dalam rantai pasokan global.

Kerja sama dengan berbagai pihak menjadi pilar penting dalam strategi BCM untuk memperluas jangkauan distribusi global. Dengan mitra seperti PT Rajawali Nusindo (RNI), BUMN yang berperan aktif dalam mendukung sektor pangan, dan mitra internasional di Guangdong, China, BCM membangun jaringan distribusi yang solid untuk meningkatkan kepercayaan pasar terhadap produk pangan Indonesia.

"Kami yakin bahwa kolaborasi strategis ini akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan BCM untuk
membawa bahan pangan Indonesia semakin dikenal di pasar internasional. Kami akan terus menjaga
standar tinggi dalam kualitas produk dan layanan kami, sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan," tegas Via Amalia.

Baca Juga: Beda Style dari Xiaomi: Begini Tampang dan Spesifikasi Mobilnya Huawei

BCM memastikan seluruh proses produksi, pengolahan, dan distribusi dilakukan sesuai standar internasional. Perusahaan tidak hanya fokus pada keuntungan komersial tetapi juga pada dampak sosial, seperti pemberdayaan petani lokal dan pengurangan jejak karbon dalam rantai pasokan. Langkah strategis ini diharapkan dapat meningkatkan devisa negara, memperkuat sektor pertanian, dan mendorong daya saing Indonesia di pasar global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI