Meskipun tidak ada informasi rinci mengenai hal ini, penurunan penjualan McDonald’s juga menunjukkan bahwa pendapatan Rekso Group mungkin terdampak dalam periode yang sama. Indikasi lain terlihat dari langkah perusahaan yang baru-baru ini melakukan penggabungan dua anak usaha andalannya.
Menurut situs Agrifood.id pada awal pekan lalu (17/10/2024), merger ini akan menggabungkan PT Sinar Sosro dengan PT Sinar Sosro Gunung Slamat.
“Kedua entitas ini akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 November 2024 untuk mendapatkan persetujuan merger,” demikian laporan tersebut mengutip prospektus.
Setelah merger selesai, bisnis teh Rekso Group akan dikelola oleh Sinar Sosro Gunung Slamat. Sinar Sosro akan dibubarkan tanpa likuidasi sebagai konsekuensi dari merger tersebut, dan seluruh aset serta liabilitas Sinar Sosro akan dialihkan ke Sinar Sosro Gunung Slamat.
Namun, nasib karyawan kedua perusahaan masih belum jelas. Dalam laporan disebutkan bahwa “karyawan dari kedua perusahaan akan diberikan opsi untuk bergabung dengan perusahaan baru atau tidak. Bagi mereka yang memilih untuk tidak bergabung, hak-hak mereka akan diselesaikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.”
Hingga saat ini, belum ada informasi terkait sikap serikat pekerja mengenai opsi yang ditawarkan.
Sinar Sosro merupakan produsen minuman seperti Teh Botol Sosro, Fruit Tea, Country Choice, air mineral Prim-a, Step, dan TEBS.
Karena berada di bawah naungan yang sama dengan McDonald’s Indonesia, produk-produk Sosro tersebut juga ditawarkan sebagai menu bundling di semua gerai McDonald’s. Oleh karena itu, penjualan Teh Botol Sosro juga terpengaruh oleh perubahan pola konsumsi masyarakat yang mulai menjauhi McDonald’s sebagai bentuk protes terhadap agresi Israel di Gaza.