a. Waktu Kerja 6 Hari Seminggu (40 Jam Kerja)
- Jam pertama sampai jam ketujuh: 2 kali upah sejam
- Jam kedelapan: 3 kali upah sejam
- Jam kesembilan, kesepuluh, dan kesebelas: 4 kali upah sejam
b. Waktu Kerja 5 Hari Seminggu (40 Jam Kerja)
- Jam pertama sampai kedelapan: 2 kali upah sejam
- Jam kesembilan: 3 kali upah sejam
- Jam kesepuluh, kesebelas, dan keduabelas: 4 kali upah sejam
Jika komponen upah terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap, maka perhitungan upah lembur menggunakan 100% dari total gaji. Namun, jika ada komponen tunjangan tidak tetap dan gaji pokok ditambah tunjangan tetap kurang dari 75% dari total gaji, maka perhitungan upah lembur menggunakan 75% dari total gaji.
Contoh Perhitungan Upah Lembur
Sebagai contoh, seorang pekerja memiliki gaji bulanan Rp 4.000.000 dan bekerja lembur pada hari libur nasional selama 5 jam. Dia memiliki waktu kerja 5 hari dalam seminggu (40 jam kerja). Maka, langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
- Menghitung Upah Per Jam: 1/173 × 4.000.000 = 23.121,39
Upah per jam adalah Rp23.121,39.
- Menghitung Upah Lembur: Untuk 5 jam lembur, pekerja berhak mendapatkan upah lembur dua kali lipat untuk 8 jam pertama: 5 × 2 × 23.121,39 = 231.213,87
Maka, upah lembur yang diterima adalah Rp 231.213,87.
Sanksi bagi Pengusaha
Pengusaha yang tidak membayar upah lembur sesuai dengan ketentuan yang berlaku akan dikenakan sanksi pidana berupa kurungan minimal 1 bulan hingga maksimal 12 bulan, dan/atau denda antara Rp10 juta hingga Rp100 juta.
Demikian penjelasan mengenai cara menghitung upah lembur pada hari libur nasional. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas
Baca Juga: 'Milih Imam Kok Wedok?': Seksis dan Diskriminasi Warnai Pilkada 2024