Suara.com - Demografi peternak sapi perah yang saat ini didominasi usia 50 tahun ke atas menunjukkan kurangnya jumlah peternak sapi perah usia muda.
Hal ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia khususnya dalam upaya meningkatkan kebutuhan susu segar dalam negeri.
Faktanya, kemampuan produksi susu nasional hanya mencapai 1 juta ton, tidak sebanding dengan kebutuhan nasional saat ini yang mencapai 4,7 juta ton per tahun.
Selain itu, pemahaman dan pemberdayaan alat peternakan untuk pengelolaan peternakan sapi perah yang baik dan sesuai standar juga dinilai masih minim.
Baca Juga: Kembangkan Ekosistem UMKM secara Profesional, UnionSPACE Luncurkan 7 Cabang Baru di 3 Kota
Tantangan-tantangan ini mendapat perhatian besar dari PT Frisian Flag Indonesia (FFI) yang secara aktif melakukan inisiatif peningkatan kapasitas para peternak lokal sebagai langkah strategis untuk menjawab tantangan di sektor peternakan sapi perah dan memastikan keberlanjutan industri susu di Indonesia.
Tahun 2013, FFI menyiapkan Dairy Development Program (DDP) yang bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi susu segar domestik.
Upaya untuk meningkatkan minat peternak sapi perah muda telah digelontorkan pertama kali pada 2016 lewat program Young Farmer Academy (YFA) yang merupakan bagian dari program 10 tahun FDOV yang mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Belanda melalui program kemitraan publik dan swasta dari Kementerian Luar Negeri Pemerintah Belanda.
Program ini diikuti oleh lebih dari 150 orang peserta di beberapa daerah di pulau Jawa yang sebagian besar adalah peternak sapi perah.
Pada tahun 2023 FFI kembali menggelar program regenerasi peternak muda dengan nama Young Progressive Farmer Academy (YPFA).
Baca Juga: Deretan Bisnis Rio Haryanto, Calon Keponakan Sandiaga Uno Athina Papadimitriou
Melalui rangkaian seleksi yang ketat dari 150 partisipan, ada 12 peternak muda yang terpilih yang mendapat kesempatan untuk melakukan studi banding ke Belanda untuk mempelajari lebih lanjut mengenai bisnis peternakan sapi perah.
YPFA juga menekankan pada capacity building dengan prinsip keberlanjutan untuk meningkatkan jumlah peternak sapi perah muda yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan industri susu segar nasional.
Corporate Affairs Director PT. Frisian Flag Indonesia, Andrew F Saputro, mengatakan regenerasi adalah aspek penting dalam mewujudkan industri peternakan sapi perah yang sustainable.
Menurutnya, perlu memberikan perspektif baru tentang profesi peternak sapi perah kenapa orang-orang muda.
“Dengan kolaborasi bersama para ahli, termasuk kesempatan studi banding ke Belanda, kami yakin para peternak muda Indonesia dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan diri mereka untuk menjawab tantangan regenerasi di sektor peternakan sapi perah,” ujarnya.
Melalui program edukasi dan mentorship, para peternak muda dibekali dengan penyuluhan dan bimbingan yang mencakup berbagai aspek penting mengenai peternakan sapi perah, mulai dari manajemen peternakan, kesehatan hewan, hingga teknik peternakan modern.
Melalui pendekatan ini, FFI akan melahirkan peternak-peternak muda yang terampil, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Salah satu proses yang menarik dari edukasi dan mentorship bagi peternak muda adalah kesempatan studi banding di Belanda. Melalui program ini, para peserta dapat melihat langsung praktik-praktik peternakan berkelanjutan, penggunaan teknologi terbaru, serta strategi bisnis yang efisien yang dijalankan peternak Belanda.
Pengetahuan yang diperoleh saat studi banding dapat dibawa pulang, diterapkan di peternakan masig-masing, dan diteruskan kepada para peternak muda lainnya di tanah air.
Pemenang program Young Progressive Farmer Academy, Rumini, membagikan ceritanya tentang manfaat dari pembekalan dan mentorship intensif dari FFI.
“Mengikuti YPFA benar-benar membuka wawasan saya tentang bagaimana mengelola peternakan yang lebih efektif dan berkelanjutan. Saya belajar banyak dari para mentor, dan terutama dari pengalaman langsung bertemu dengan para peternak Belanda. Program ini mendorong saya untuk terus berinovasi dan tidak takut mencoba hal baru, sehingga saya lebih percaya diri dan siap untuk mengembangkan dan memajukan peternakan saya,” paparnya.