Suara.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 diprediksi akan melambat. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari melemahnya konsumsi rumah tangga hingga ketidakpastian global.
Menurut studi Economic Outlook 2025 yang dilakukan oleh CORE Indonesia, perlambatan konsumsi rumah tangga disebabkan oleh beberapa faktor, seperti efek setelah pandemi, dominasi sektor informal di pasar tenaga kerja, dan kebijakan ekonomi yang kurang berpihak pada kelas menengah.
"Kelas menengah yang mayoritas sekarang sedang bermasalah akan semakin sulit pulih pada 2025 jika tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan," tegas Faisal di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Sabtu (23/11/2024).
Selain konsumsi, investasi juga menjadi sorotan. Meskipun pemerintah gencar mendorong investasi, namun sejumlah kendala seperti ketidakpastian global dan kebijakan yang kurang efisien masih menjadi hambatan.
Baca Juga: Kocar-kacir Kelas Menengah RI, Rata-rata Tabungannya Tinggal Rp1,8 Juta
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi hanya akan mencapai 4,8 persen sampai 5 persen pada tahun 2025. Angka ini jauh di bawah target pemerintah yang ingin mencapai pertumbuhan 8 persen.
"Namun, kita melihat walaupun jangka dalam 5 tahun berpotensi meningkat, tapi di 2025 belum akan naik signifikan karena selain konsumsi domestik yang rendah juga ada ketidakpastian global, terutama terkait perkembangan terbaru di AS dan konsolidasi pemerintahan yang baru," terangnya.
Maka dari itu Faisal menyarankan Pemerintah untuk melakukan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, seperti meningkatkan daya beli masyarakat, menciptakan iklim investasi yang kondusif, dan diversifikasi pasar ekspor.