Rupiah Menguat di Tengah Konflik Rusia-Ukraina, Kok Bisa?

Achmad Fauzi Suara.Com
Jum'at, 22 November 2024 | 17:13 WIB
Rupiah Menguat di Tengah Konflik Rusia-Ukraina, Kok Bisa?
Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang Dolar Indo, Jakarta, Kamis (20/10/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah perkasa terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat sore. Peningkatan ini didukung surplus neraca pembayaran Indonesia dengan penurunan defisit transaksi berjalan.

Seperti dilansir Antara, pada akhir perdagangan Jumat, rupiah menguat 56 poin atau 0,35 persen menjadi Rp15.875 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.931 per dolar AS.

"Terdapat penurunan defisit transaksi berjalan Indonesia pada triwulan III-2024, dari 0,95 persen dari produk domestik bruto (PDB) menjadi 0,60 persen dari PDB, sejalan dengan peningkatan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dan penurunan defisit pendapatan primer. Setelah rilis data tersebut, depresiasi rupiah tertahan," ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede di Jakarta, Jumat (22/11/2024).

Neraca pembayaran Indonesia pada triwulan III-2024 telah dirilis oleh Bank Indonesia. Dalam laporan tersebut, NPI pada triwulan III-2024 mencatat surplus sebesar 5,9 miliar dolar AS, dari sebelumnya defisit sebesar 0,6 miliar dolar AS pada triwulan II-2024.

Baca Juga: Rupiah Terjungkal Dihadapan Dolar AS di Perdagangan Kamis Sore

Pada periode yang sama, neraca transaksi berjalan mencatat defisit sebesar 2,2 miliar dolar AS atau sebesar 0,6 persen dari produk domestik bruto (PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit sebesar 3,2 miliar dolar AS atau 0,9 persen dari PDB pada triwulan II-2024.

Kinerja neraca transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang nonmigas yang berlanjut, didukung oleh pertumbuhan ekspor nonmigas seiring dengan kenaikan harga komoditas, di tengah impor yang tumbuh lebih tinggi sejalan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik.

Sementara dari sisi eksternal, Josua menuturkan ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina terus meningkat setelah adanya pernyataan dari pemimpin Ukraina dan Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan bahwa Rusia meluncurkan rudal baru berkarakteristik ICBM ke Dnipro.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa mereka meluncurkan rudal balistik jarak menengah model baru sebagai bagian dari aksi balasan atas serangan Ukraina awal pekan ini.

Meningkatnya ketegangan itu dapat meningkatkan permintaan yang lebih kuat untuk aset-aset safe haven, sehingga mendorong apresiasi dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Loyo Lawan Dolar AS, Bayang-bayang Nuklir Rusia Picu Ketegangan Global

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat naik ke level Rp15.911 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.942 per dolar AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI