Ekonomi Babel Makin Terpuruk, Tata Niaga Timah Jadi Biang Kerok

Achmad Fauzi Suara.Com
Kamis, 21 November 2024 | 18:40 WIB
Ekonomi Babel Makin Terpuruk, Tata Niaga Timah Jadi Biang Kerok
Penampakan Tambang Timah di Bangka Belitung (dok. PT Timah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sidang kasus korupsi tata niaga timah dengan terdakwa Helena Liem dan Mochtar Riza Pahlevi kembali digelar di Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta pada Rabu, 20 November 2024.

Salah satu saksi yang memberikan keterangan adalah Elly Rebuin, seorang aktivis lingkungan dan tokoh Bangka Belitung (Babel).

Dalam kesaksiannya, Elly menyoroti dampak kerugian ekonomi yang dialami Babel akibat konflik tata niaga timah.

Elly menyoroti ketimpangan besar antara pendapatan yang diperoleh PT Timah Tbk dengan perhitungan kerusakan lingkungan yang disampaikan oleh saksi ahli sebelumnya. Berdasarkan data yang dipaparkannya, produksi logam timah PT Timah Tbk dari 2015 hingga 2022 mencapai 283.257 ton, dengan total pendapatan sebesar Rp82,7 triliun.

Namun, angka kerusakan lingkungan yang dihitung oleh ahli disebut mencapai Rp271 triliun.

"Angka ini sangat tidak masuk akal. Perhitungan kerugian lingkungan yang disajikan tidak jelas metodenya, mencampurkan biaya reklamasi dan kerusakan, serta tidak sesuai dengan objek tambang atau izin yang dihitung," ujar Elly seperti dikutip, Kamis (21/11/2024).

Elly mengungkapkan dampak besar kasus tata niaga timah terhadap ekonomi Babel. Timah, yang selama ini menjadi penggerak utama ekonomi Babel dengan kontribusi pertumbuhan ekonomi 6,85% sejak 2001, kini tidak lagi memberikan dampak positif.

Akibat kasus ini, pertumbuhan ekonomi Babel anjlok menjadi kurang dari 1% dan provinsi tersebut menjadi salah satu yang termiskin di Indonesia.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Babel, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan hanya mencapai 0,2% pada 2025. Selain itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2024 meningkat menjadi 4,63%, naik 0,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Pengangguran Meningkat, Menaker Mau Buat Job Fair Setiap Minggu

Bahkan, pekerja paruh waktu mengalami penurunan, mencerminkan kondisi pasar tenaga kerja yang semakin lesu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI