Suara.com - Nilai tukar rupiah terjungkal terhadpa dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis. Hal ini setelah adanya perkiraan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan memperlambat pemangkasan Fed Funds Rate (FFR).
Seperti dilansir Antara, pada akhir perdagangan Kamis, rupiah tergelincir 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.931 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.871 per dolar AS.
"Indeks Dolar AS (DXY) yang berada dekat level 106,60 menunjukkan sentimen bullish terhadap dolar, didorong oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat pemangkasan suku bunga karena inflasi AS masih tinggi," ujar analis ICDX Taufan Dimas Hareva seperti dikutip, Kamis (21/11/2024).
Taufan menuturkan kinerja mata uang rupiah melemah terpengaruh oleh penguatan dolar AS di pasar global.
Baca Juga: Rupiah Loyo Lawan Dolar AS, Bayang-bayang Nuklir Rusia Picu Ketegangan Global
Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, yang meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven, juga menjadi katalis penguatan dolar AS, menekan mata uang negara berkembang seperti rupiah.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke level Rp15.942 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.858 per dolar AS.