Suara.com - Nilai tukar rupiah menunjukkan taringnya terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa. Karena, adanya ekpetasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir dari Antara, rupiah naik 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp15.845 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.857 per dolar AS.
"Pelemahan dolar AS ini bisa disebabkan karena ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS," ujar pengamat pasar uang Ariston Tjendra Selasa (19/11/2024).
Menurut survei CME, di bulan Desember 2024, 68 persen peluang Bank Sentral AS atau The Fed akan memangkas dibandingkan peluang sisanya The Fed akan menahan suku bunga acuannya.
Baca Juga: Rupiah Lagi-lagi Perkasa Imbas Yield Obligasi AS Anjlok
Selain itu, Ariston menuturkan pasar juga melihat bahwa rencana Donald Trump, yang merupakan presiden terpilih dalam Pemilihan Umum AS 2024, untuk menumbuhkan ekonomi AS membutuhkan anggaran besar yang bisa meningkatkan defisit dan ini bisa mendorong pelemahan ekonomi AS.
Tapi di sisi lain, pelaku pasar juga masih melihat potensi penguatan dolar AS ke depan, karena potensi kebijakan perang tarif dari Trump. Hal itu mungkin menjaga dolar AS tidak terlalu menguat hari ini.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa, meningkat ke level Rp15.816 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.848 per dolar AS.