Polusi Udara Jakarta Karena Batubara, Calon Pemimpinnya Bisa Apa?

Jum'at, 15 November 2024 | 19:16 WIB
Polusi Udara Jakarta Karena Batubara, Calon Pemimpinnya Bisa Apa?
Polusi udara Jakarta (instagram/@hebohdotcom)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang debat terakhir Pilkada Jakarta dengan tema Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim, Bicara Udara, organisasi yang memperjuangkan hak atas udara bersih, mengadakan diskusi publik “BIRU TALKS” bertajuk "Menantang Cagub Jakarta Selesaikan Polusi Udara" pada Kamis (14/11/2024) malam, di Tebet, Jakarta. 

Diskusi ini dihadiri oleh perwakilan dari ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2024, yaitu Ridwan Kamil, Kun Wardana, dan Pramono Anung, yang mengungkap urgensi krisis polusi udara di Jakarta. Ketiganya menyampaikan gagasan masing-masing untuk menanganinya. 

Pada sesi diskusi, masyarakat dari berbagai lapisan memberikan pertanyaan dan mengkritisi gagasan dari masing-masing pasangan calon. Salah satunya Didi Suwandi, Ketua Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM), yang mengingatkan pentingnya monitoring dan penegakan hukum yang tegas kepada sumber pencemar. Ia menjelaskan, problem polusi di Kawasan Marunda, Jakarta Utara, karena debu-debu dari stockpile batubara.

“Fungsi pengawasan perlu keberanian dan ketegasan dari pemimpin di Jakarta sehingga jangan lempar-lemparan tanggung jawab lagi,” ujar Didi dikutip Jumat (15/11/2024).

Baca Juga: Tertawa Lepas saat Bertemu, Bentuk Dukungan Anies ke Pramono-Rano Karno di Pilgub Jakarta Sudah Terlihat

Pada kesempatan itu, Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menyampaikan program 6P untuk pengendalian polusi udara, yaitu; pengendalian emisi kendaraan; pengendalian pencemaran industri bersama pemerintah pusat dan pemda aglomerasi; pembangunan berorientasi transit/TOD; pemanfaatan energi terbarukan; penambahan ruang terbuka hijau; serta penambahan alat ukur polusi udara di beberapa titik.

“Jika Jakarta ingin mencapai udara bersih, pelajaran dapat diambil dari Beijing, Shanghai, dan Mexico City, dengan fokus utama pada pengurangan emisi dari PLTU batubara dan pertalite," jelasnya.

Sedangkan Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil juga menyampaikan visinya melalui 12 strategi, seperti memfasilitasi warga untuk mengurangi mobilitas dengan bekerja dan beraktivitas dalam satu kawasan, memperluas transportasi publik, mendorong penggunaan kendaraan listrik, menanam lebih banyak pohon, memperluas ruang terbuka hijau, serta meningkatkan jumlah sensor dan pelaksanaan uji emisi. 

“Masalah-masalah di Jakarta, termasuk lingkungan, berakar pada ketidakadilan tata ruang. Saya akan memperjuangkan hal ini,” tegasnya.

Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 2 Kun Wardana, yang mewakili Calon Gubernur Dharma Pongrekun, menutup sesi dengan menyampaikan komitmennya untuk mengatasi polusi udara melalui transparansi dan integrasi data, penegakan hukum, transportasi rendah emisi, serta kolaborasi antardaerah. 

Baca Juga: Lontong Sayur dan Kopi Buatan Istri Anies, Awali Perbincangan Dukungan untuk Pramono-Rano

“Diperlukan tiga teknologi kunci untuk mendukung hal ini, yaitu: stasiun pemantau kualitas udara, teknologi remote sensing yang memanfaatkan pengenalan pola dan penginderaan jauh, serta Internet of Things (IoT) dalam pengembangan smart cities,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI