Suara.com - Strategic Asia Marketing Alliance (SAMA) menandai tonggak sejarah penting dalam industri kreatif Asia-Pasifik (APAC) dengan meluncurkan cabang Malaysia dan Singapura di Golden Screen Cinemas (GSC) Mid Valley, yang dihadiri juga oleh para anggota dari SAMA Indonesia, yaitu Arianto Bigman (CEO IDEOWORKS), Raymond Buana (CEO Omeoo), Ivosights, Krona, GLO, dan Naikkreatif.
Setelah debut sukses di Indonesia, ekspansi ini menegaskan komitmen Aliansi untuk hiperlokalisasi, strategi yang penting bagi brand yang ingin menyatu dengan beragam pasar APAC. Ekspansi Aliansi ini hadir ketika investasi korporat dalam branding meningkat secara global, dengan total pengeluaran iklan di semua format diproyeksikan mencapai USD 1 triliun pada tahun 2026.
Bisnis semakin mengakui nilai dari branding yang disesuaikan secara budaya untuk mendorong keunggulan kompetitif dan memperdalam hubungan dengan pelanggan.
Dengan basis konsumen yang dinamis melebihi 600 juta orang di 11 negara, APAC menawarkan peluang pertumbuhan yang signifikan. Forum Ekonomi Dunia melaporkan bahwa industri kreatif di kawasan ini saat ini menyumbang sekitar 5% dari PDB, angka yang akan meningkat seiring lebih banyak perusahaan berinvestasi dalam pemasaran yang disesuaikan secara lokal.
Baca Juga: Dukung Kinerja Arsitek, Teknik dan Industri Kreatif, ET PC Desktop Workstation Resmi Rilis
Saat brand-brand semakin beralih ke hiperlokalisasi, keahlian SAMA Alliance dan wawasan lokal yang mendalam menempatkannya sebagai mitra penting bagi mereka yang ingin memberikan dampak yang tahan lama di pasar APAC yang beragam dan kompleks.
Menggabungkan agensi marketing teratas APAC, SAMA Alliance menawarkan rangkaian layanan yang komprehensif di seluruh jaringannya, termasuk Branding, Public Relation, Search Engine Optimisation (SEO), Search Engine Marketing (SEM), Social Media Management, Content Marketing, Influencer Marketing, dan Digital Out-of-Home (DOOH).
Dengan pendekatan berbasis data yang terhiperlokalisasi, SAMA Alliance memungkinkan brand untuk terlibat secara efektif dengan pasar konsumen APAC yang terus berkembang.
"Brand menghadapi lanskap yang menarik namun menantang di APAC, di mana perbedaan antara keberhasilan dan stagnasi sering kali terletak pada pemahaman terhadap nuansa lokal," kata Teng Chan Leong, Pendiri SAMA Alliance dan CEO Skribble.
"Misi kami adalah untuk memberdayakan brand agar dapat terhubung secara otentik dengan konsumen di seluruh kawasan yang kompleks ini melalui pendekatan yang disesuaikan dan relevan secara budaya. Dengan 88% perusahaan di kawasan ini yang melihat persepsi brand sebagai inti dari strategi bisnis mereka, dan banyak yang menghubungkan peningkatan pangsa pasar secara langsung dengan kepercayaan brand dan relevansi budaya, hiperlokalisasi adalah kunci untuk membuka keterlibatan yang tulus dan pertumbuhan berkelanjutan di APAC."
Baca Juga: LDS Group Mau Ekspansi Bisnis ke Surabaya dan Bali
Perilaku konsumen APAC sangat dipengaruhi oleh budaya, bahasa, dan nilai yang unik, sehingga pendekatan hiperlokalisasi menjadi penting untuk keberhasilan brand. Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan regional dan multinasional yang berinvestasi dalam kampanye kreatif dan personal untuk terhubung dengan pasar lokal, SAMA Alliance menawarkan keahlian yang tak tertandingi dalam menavigasi keragaman budaya APAC, membantu brand membangun kepercayaan dan resonansi di setiap pasar.
Mr. Wan Murdani Wan Mohamad, Kepala Digital Industry Acceleration MDEC, menyampaikan komitmen MDEC terhadap visi SAMA Alliance untuk mendorong hiperlokalisasi di seluruh Malaysia dan kawasan APAC, dengan menekankan bahwa brand harus mengadopsi pendekatan local-first untuk sukses di ekonomi digital Asia Tenggara, yang diproyeksikan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar USD 263 miliar pada 2024.
"Dengan hampir 70% konsumen APAC yang lebih memilih brand yang sesuai secara budaya, pengembangan bakat digital dan transfer teknologi sangatlah penting. Fokus ini sejalan dengan tujuan Malaysia Digital untuk mendorong ekonomi digital nasional melalui inovasi, peningkatan keterampilan digital, dan pertumbuhan yang mencerminkan kebutuhan lokal dan regional."