Suara.com - Bicara soal industri film Tanah Air, maka tak akan bisa dilepaskan dari nama sang maestro, Usmar Ismail. Lelaki kelahiran Bukittinggi pada 20 Maret 1921 itu bahkan dianggap sebagai pelopor perfilman drama modern di Indonesia.
Selama hidupnya, pria yang juga bergelar Pahlawan Nasional ini bahkan sudah melahirkan setidaknya 25 judul film.
Termasuk di dalamnya adalah film-film legendaris yang kini menjadi cetak biru sineas-sineas muda seperti LEWAT DJAM MALAM (1954), TIGA DARA (1956) dan tentunya ASRAMA DARA (1958). Karya-karya film yang dihasilkan Usmar, seolah membuktikan betapa tajamnya kreativitas masyarakat Sumatera dalam dunia seni.
Sehingga bukan hal yang mustahil kalau Sumatera masih menyimpan lebih banyak sineas muda bertalenta yang akan bisa jadi penerus Usmar Ismail.
Baca Juga: Horor Terbaru, Film Tarot, Kengerian Akibat Melanggar Pantangan
Hal itulah yang akhirnya membuat Fesbul (Festival Film Bulanan) menggelar Fesbul 2024: Open Submission - Lokus 9 pada 2 - 12 Oktober 2024 silam. Kegiatan ini sendiri memang mengikuti sesi workshop film pendek yang sudah digelar Fesbul sebelumnya di Padang pada 20 - 22 September 2024 sebelumnya.
Sedangkan untuk open submission ini sendiri, Fesbul menerima film-film pendek dari sineas yang berasal dari wilayah Aceh, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat.
Seperti di lokasi alias lokus-lokus sebelumnya, akan dipilih dua film pendek yang mewakili Lokus 9. Di mana nantinya dua film pendek tersebut akan kembali ‘dipertarungkan’ dengan 18 film yang berasal dari sembilan lokus lainnya.
Dari 20 film pendek yang sudah terpilih dari 10 lokus di seluruh Indonesia, Fesbul akan menetapkan lima film terbaik yang bakal diumumkan dalam acara puncak Perayaan Fesbul 2024 yang bakal digelar pada hari Minggu, 17 November 2024 mendatang.
Melihat bagaimana antusias yang tinggi dan sambutan begitu hangat, seolah membuktikan kalau ada banyak sekali penggemar film pendek di Sumatera. Bahkan dalam kegiatan Road To Perayaan Fesbul 2024 yang dilangsungkan di kampus ISI Padang Panjang pada 28 Oktober kemarin, jjuga dihadiri ratusan mahasiswa, penonton, dan pembuat film pendek.
Baca Juga: Deretan Film Indonesia Berbiaya Rp 60 Miliar Lebih, Termasuk Film Buya HAMKA
Menarik memang membahas bagaimana sineas asal Sumatera terus bertumbuh di industri film Tanah Air. Bahkan ada banyak juga film-film Indonesia yang sukses dengan menyuguhkan budaya Sumatera seperti TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013), NGERI-NGERI SEDAP (2022) dan tentunya AGAK LAEN (2024).
Tak heran kalau akhirnya Fesbul berharap dua film pendek yang terpilih dalam Fesbul 2024: Open Submission - Lokus 9 ini, akan menjadi perwakilan betapa berkualitasnya film-film karya sineas lokal asal Sumatera.