Suara.com - Banyak yang penasaran dengan profil keluarga Lukminto, pendiri PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex, setelah perusahaan tersebut dinyatakan pailit.
Sritex merupakan perusahaan tekstil raksasa yang merupakan family business. Perusahaan ini didirikan oleh HM Lukminto pada tahun 1966. Setelah puluhan tahun berdiri, Sritex kini dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang.
Akibatnya, PT Sritex dan anak perusahaannya pun melakukan PHK terhadap ribuan karyawannya sepanjang tahun ini yang mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan.
Setelah mengalami masa kejayaan di industri tekstil, perusahaan ini kini menjadi sorotan akibat jatuhnya bisnis keluarga Lukminto. Berikut adalah profil mereka.
Baca Juga: Sritex: Jejak Utang Sindikasi Rp5,5 Triliun hingga Pailit
1. Muhammad Lukminto
HM Lukminto lahir pada 1 Juni 1946 di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Pada usia 20 tahun, ia memulai kariernya dengan berdagang kain di Pasar Klewer, Solo. Pada tahun 1968, ia memutuskan untuk mendirikan UD Rejeki Isman, sebuah usaha tekstil yang terletak di Sukoharjo.
10 tahun kemudian, usaha yang dimulai Lukminto berkembang pesat dan resmi berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Di bawah kepemimpinannya, Sritex terus berkembang pesat dan menjadi penyedia seragam militer untuk NATO dan tentara Jerman.
Pada tahun 1992, Sritex semakin berkembang dan menunjukkan kemajuan yang pesat. Setelah berhasil selamat dari krisis ekonomi 1998, Sritex berada dalam masa kejayaannya dan menjadi perusahaan tekstil terbesar di Indonesia.
Pada 2012, setahun sebelum melakukan IPO dengan kode saham SRIL, Sritex mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,3 triliun dan laba bersih sebesar Rp229 miliar.
Lukminto meninggal dunia pada tahun 2014 di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, yang membuat Sritex akhirnya dikelola oleh anak-anaknya.
Baca Juga: Putusan Pailit Berbuntut Panjang, Nasib Buruh Sritex Makin Tak Jelas
2. Iwan Setiawan Lukminto (Anak Kedua Lukminto)
Usai sang ayah meninggal, Iwan Setiawan mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan untuk mengelola Sritex. Ia merupakan lulusan di Suffolk University, Amerika Serikat, pada tahun 1997.
Setelah lulus, Iwan menjabat sebagai Asisten Direktur selama setahun. Antara 1999 hingga 2013, ia mendampingi sang ayah sebagai Wakil Direktur Utama Sritex.
Memiliki pengalaman yang mumpuni dalam mengelola perusahaan membawa Iwan Setiawan menjadi Direktur Utama Sritex setelah kepergian ayahnya.
Pada tahun 2020, Iwan sempat masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan mencapai USD515 juta. Istrinya, Megawati, juga tercatat sebagai Komisaris Sritex. Mereka memiliki seorang putra bernama Wilson Setiawan Lukminto, yang awalnya dipersiapkan untuk meneruskan kepemimpinan di Sritex.
Di bawah kepemimpinannya, Sritex terus berkembang meskipun pada tahun 2021, kinerja perusahaan mengalami penurunan yang signifikan. Akibat tekanan finansial yang berat, Iwan Setiawan terpaksa menyerahkan posisinya kepada adiknya, Iwan Kurniawan.
3. Iwan Kurniawan Lukminto (Anak Keempat Lukminto)
Pada tahun 2023, Iwan Kurniawan Lukminto menggantikan sang kakak sebagai Direktur Utama Sritex. Meski tak lagi menjabat sebagai Dirut, Iwan Setiawan tetap berperan di Sritex sebagai Komisaris Utama.
Iwan Kurniawan meraih gelar sarjana Business Administration (BA) di tiga universitas, yaitu Boston University (2021), Northeastern University (2004), dan Johnson & Wales University (2005).
Seperti kakaknya, Iwan memulai kariernya di Sritex, dan pernah menjabat sebagai Direktur Divisi Garment. Saat ini, sebagai CEO, ia menghadapi tantangan besar dalam memimpin perusahaan yang tengah berjuang akibat utang yang menumpuk.
4. Vonny Imelda Lukminto (Anak Pertama Lukminto)
Sebagai anak sulung, peran Vonny cukup berbeda dengan adik-adiknya. Ia sempat tinggal di Amerika Serikat selama 20 tahun sebelum akhirnya kembali ke Indonesia setelah anak-anaknya dewasa.
Ia tinggal lama di Amerika karena suaminya, Timothy Soewito, adalah seorang dokter gigi spesialis. Vonny juga sering bepergian antara Amerika Serikat dan Singapura karena ketiga anaknya bersekolah di Singapura.
Usai kembali ke Tanah Air, Vonny mulai terlibat dalam bisnis keluarga, namun bukan di sektor tekstil. Ia mengelola bisnis perhotelan yang dimiliki oleh Sritex Group. Saat ini, Sritex Group melalui PT mengelola 10 hotel yang tersebar di Solo, Yogyakarta, dan Bali. Dalam waktu dekat, Vonny berencana akan membuka lima hotel lagi.
5. Lenny Imelda Lukminto (Anak Ketiga Lukminto)
Lenny pernah bekerja di Sritex sebagai Direktur Retail-Sales pada periode 2005 hingga 2008. Ia menikah dengan Alim Susanto, yang kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT), perusahaan yang masih berafiliasi dengan Sritex Group.
Lenny merupakan lulusan Northeastern University pada tahun 2000 yang juga tercatat sebagai Komisaris Utama di SWAT. Sebelumnya, ia memiliki saham mayoritas di perusahaan kertas tersebut, namun menjual seluruh sahamnya pada tahun 2022. Bersamaan dengan itu, posisinya sebagai komisaris juga berakhir pada pertengahan tahun lalu.
6. Margaret Imelda Lukminto (Anak Kelima Lukminto)
Sebagai putri bungsu Lukminto, Margaret memiliki peran yang lebih terbatas dalam bisnis keluarga. Meskipun tidak memegang posisi resmi di Sritex Group, ia mewarisi satu juta saham setelah ibunya, Susyana Lukminto, meninggal pada tahun 2022.
Margaret diketahui menikah dengan seorang pria bernama Lukas Wiranto. Setelah ibunya meninggal, ia mewarisi satu juta saham SRIL, yang kemudiania membagikan saham warisan secara merata kepada lima anaknya, masing-masing menerima seperlima dari jumlah tersebut.
Demikianlah profil keluarga Lukminto yang merupakan pendiri Sritex, perusahaan tekstil raksasa yang baru-baru ini dinyatakan pailit.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas