Karya-karya lukisan lain yang juga cukup menarik perhatian adalah karya Chusin Setaidikara, Ronald Apriyan dan Ugo Untoro.
Dalam sambutannya sebelum meresmikan pameran, Maruarar Sirait menyampaikan apresiasinya atas gagasan penyelenggaraan pameran ini.
Menurutnya, pameran merupakan sebuah tahap penting tak hanya untuk memberi ruang bagi para seniman untuk membincangkan wacana dan pemikiran serta mendapat etalase untuk mempertemukan karya-karya mereka dengan publik pencinta seni juga para kolektor, melainkan juga sarana untuk meningkatkan apresiasi dan nilai ekonomi sebuah karya yang diciptakan oleh seorang seniman.
Berlatar profesi sebagai seorang pengusaha, Maruarar amat meyakini, ekosistem dan pasar seni yang sehat dan fair, akan berdampak baik bagi perkembangan seni rupa Indonesia.
Ia juga menyoroti tentang fakta bahwa seorang seniman cenderung berfokus pada perkembangan gagasan dan bagaimana menuangkannya dengan baik ke dalam karya dengan teknik dan pendekatan artistik yang mereka kuasai, namun kerap abai pada persoalan nilai ekonomi dari karya mereka.
Maka tak jarang, menurut Maruarar, ada seniman yang kurang beruntung dan terpaksa menjalani masa tua dalam kondisi yang memprihatinkan.
“Kondisi seperti itu, menjadi alasan utama mengapa seorang seniman harus memiliki support system yang bisa mengembangkan sisi ekonominya, entah itu pasangan, keluarga atau galeri, agar seniman bisa berfokus berkarya sebebasnya, sementara valuasi karyanya pun dapat terus meningkat di pasar seni,” kata Maruarar yang terlihat sempat berbelanja beberapa karya yang disukainya seusai membuka acara.
Selain pembukaan pameran “Indonesia Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku” yang mersepon karya S. Sudjono, terdapat pula sisipan acara yakni peresmian Yayasan Nuraeni Hendra Gunawan yang digagas pendiriannya oleh Daniel Ginting sebagai bentuk penghargaan atas karya-karya Hendra yang cukup banyak dikoleksinya.
Pendirian Yayasan tersebut, menurut Daniel juga merupakan sebuah upaya untuk membangun ekosistem yang dapat memberikan dukungan terhadap perkembangan kekaryaan sekaligus juga menjadi mitra untuk bertukar pikiran perihal soal-soal keuangan.
Baca Juga: Strategi Pemerintahan Prabowo Sediakan Rumah Murah Buat Rakyat
Lebih dari dua dekade menjadi kolektor seni, Daniel Ginting dan istrinya Quoriena telah memiliki pengalaman panjang dari interaksinya dengan para pemangku dunia seni rupa Indonesia mulai dari para seniman, kurator dan pengamat, para pemilik galeri serta sesame kolektor.