Suara.com - Nilai tukar rupiah perkasa terhadap dolar AS pada perdagangan Senin pagi (11/11). Hal ini setelah Bank Sentral AS atau The Fed memangkas suku bunga acuan.
Seperti dilansir Antara, rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi naik 14 poin atau 0,09 persen menjadi Rp15.658 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.672 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah dibuka menguat setelah pemangkasan suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
"Rupiah dibuka menguat seiring dengan pemangkasan suku bunga The Fed dan penegasan sikap independen yang disampaikan oleh Chairman Fed, Jerome Powell," ujar Joshua seperti dikutip, Senin (11/11/2024).
Baca Juga: Investor Asing Bawa Kabur Uangnya Rp10,23 Triliun dari RI pada Pekan Ini
Josua menuturkan pernyataan Powell tersebut meningkatkan keyakinan investor dan mendukung sentimen risk-on di pasar keuangan global.
Dalam Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,5-4,75 persen.
Sepanjang pekan lalu, rupiah bergerak dinamis akibat hasil Pemilihan Umum (Pemilu) AS dan pengumuman FOMC, dan masih mampu menguat 0,32 persen week to week (wtw).
Mayoritas imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) turun 4-14 basis poin (bps), kecuali obligasi tenor 20 tahun, terutama karena apresiasi rupiah.
Pekan lalu, rata-rata harian volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat Rp18,73 triliun, lebih rendah dari pekan sebelumnya, sebesar Rp21,84 triliun, secara rata-rata. Kepemilikan asing pada SBN turun sebesar Rp0,54 triliun menjadi Rp881 triliun (14,78 persen dari total) pada 7 November 2024.
Baca Juga: Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
Josua memperkirakan rupiah akan berada di rentang Rp15.650 hingga Rp15.750 pada perdagangan hari ini.