Suara.com - Presiden Prabowo Subianto berencana membentuk Super Holding BUMN yang kekinian populer disebut Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Dalam dokumen pembentukan itu yang tersebr di media. Danantara akan menjadi bos dari tujuh BUMN yang diantaranya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan MIND ID.
Dengan adanya Danantara lantas bagaimana keberadaan Kementerian BUMN?
Erick mengatakan, Danantara akan mengelola perusahaan pelat merah yang kini telah sehat. Sisanya, BUMN yang masih sakit akan direstrukturisasi terlebih dahulu di Kementerian BUMN.
Baca Juga: Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
"Artinya apa, kinerja kita yang selama ini diapresiasi, di mana 7 BUMN besar ini dinyatakan sehat. Nah sisanya nanti, kembali, memang garis tangan saya, restrukturisasi. Memang garis tangannya gitu," ujar Erick di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Meski demikian, Erick menyebut, bukan berarti Danantara selalu mengelola BUMN dengan aset yang besar saja. Menurut dia, jika BUMN dengan aset yang tak terlalu besar telah sehat bisa juga dikelolah oleh lembaga tersebut.
Namun, bilang dia, fungsi restrukturisasi tetap akan dipegang oleh Kementean BUMN.
"Saya gak bisa ngomong kecil dan besar, selama ini saya di BUMN itu memang garis tangannya restrukturisasi, yang tidak sehat jadi pada sehat, ya kan? Bahkan dividennya Rp90 triliun, terbesar sepanjang sejarah," jelas Erick.
Ketua Umum PSSI ini juga belum memastikan status Danantara akan menjadi BUMN atau lembaga. Menurut dia, keberadaan Danantara ini masu dalam pembahasan UU BUMN.
Baca Juga: BPI Danantara Indonesia: Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab
"Ya ini yang masih jadi kajian. Yang pasti kami BUMN sudah memberikan tempat, salah satu aset Bank Mandiri. Cuma kalau tadi ditanya sama, Pak ini deal-nya kapan? Nah ini lagi kajian," pungkas Erick.