IPOC 2024 Dua Dekade Kelapa Sawit Indonesia Menghadapi Tantangan dan Peluang Global

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 07 November 2024 | 12:48 WIB
IPOC 2024 Dua Dekade Kelapa Sawit Indonesia Menghadapi Tantangan dan Peluang Global
Petani sawit sedang memanen buah kelapa sawit. [dipenda.pekanbaru.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konferensi Kelapa Sawit Indonesia ke-20 atau Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 dibuka dengan penuh semangat dan antusiasme dari berbagai kalangan.

Acara yang menjadi ajang penting bagi para pemangku kepentingan di industri kelapa sawit ini berhasil menarik perhatian banyak pihak, baik dari dalam negeri maupun internasional.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan, pada edisi yang istimewa ini, IPOC merayakan dua dekade keberadaannya, yang mencatatkan pertumbuhan signifikan baik dalam jumlah peserta maupun kualitas diskusi.

"Antusiasme peserta setiap tahun merupakan indikator jelas bahwa IPOC terus berkembang dan berhasil menjadi platform yang penting untuk dialog, jaringan, serta kolaborasi di sektor kelapa sawit," kata Eddy di Bali, Kamis (7/11/2024).

Baca Juga: IPOC 2024 Dua Dekade Mengukir Sejarah dan Menyongsong Peluang Baru di Industri Kelapa Sawit

IPOC 2024 mengusung tema “Seizing Opportunities Amidst Global Uncertainty”, yang menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi industri kelapa sawit global.

Ketidakpastian ekonomi global, ketegangan geopolitik, serta kebijakan proteksionisme, seperti peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR), menjadi perhatian utama. Namun, meskipun ada penurunan dalam kinerja ekspor dan produksi pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, industri kelapa sawit Indonesia masih menunjukkan potensi pertumbuhan yang positif di masa depan.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia terus mendorong program biodiesel B40 yang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi domestik dan berpengaruh pada dinamika produksi serta ekspor.

Meski ada tantangan terkait stagnasi produksi akibat lambatnya program replanting perkebunan kecil, para pelaku industri optimis bahwa pasar kelapa sawit global akan kembali menguat pada tahun 2025.

Selain membahas isu ekonomi dan geopolitik, IPOC 2024 juga memberikan penghargaan kepada para petani kelapa sawit kecil yang telah menunjukkan komitmen tinggi dalam praktik pertanian berkelanjutan.

Baca Juga: Wamentan Sudaryono Soroti Beredarnya Bibit Sawit Palsu, Petani Diminta Cermat

Salah satu penghargaan bergengsi tahun ini diberikan kepada KUD Kongbeng Bersatu dari Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang berhasil meraih predikat sebagai kelompok tani dengan produktivitas tertinggi, yakni 36,84 ton per hektar per tahun.

Ini adalah tahun ketiga berturut-turut KUD Kongbeng Bersatu meraih gelar ini, sebuah pencapaian luar biasa yang menjadi contoh bagi petani lainnya.

Menghadapi tantangan besar di masa depan, IPOC 2024 menegaskan pentingnya kebijakan pemerintah yang tepat untuk menjaga daya saing industri kelapa sawit Indonesia.
Diharapkan, melalui kebijakan yang mendukung keberlanjutan dan efisiensi, Indonesia dapat terus mempertahankan posisinya sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia sekaligus memajukan visi Indonesia Emas 2045.

Dengan berbagai peluang yang ada, para pemangku kepentingan dari industri kelapa sawit, baik yang hadir di IPOC maupun yang terlibat dalam diskusi sepanjang tahun, diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengoptimalkan potensi sektor ini dalam menghadapi ketidakpastian global.

Optimisme untuk tahun 2025 tetap tinggi, dengan harapan besar agar kelapa sawit Indonesia terus menjadi pilar utama perekonomian nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI