Suara.com - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap distribusi bibit sawit di Indonesia, khususnya dalam konteks pertemuan di 20th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024, yang diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di Bali, Kamis (7/11/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Wamentan Sudaryono menyoroti masalah serius yang dapat timbul dari penjualan bibit sawit yang tidak sesuai standar. Bahkan dirinya menyebut banyak bibit sawit palsu beredar di marketplace.
"Urusan bibit ini sepele tapi sangat penting. Kalau padi salah bibit mungkin hanya akan merugikan dalam hitungan bulan, tetapi kalau sawit, ini bisa memakan waktu belasan tahun," ujar Sudaryono.
Menurutnya, penjualan bibit sawit yang tidak berkualitas atau palsu, banyak ditemukan di berbagai marketplace online, sangat merugikan para petani sawit.
Baca Juga: 'Mental Tidak Kuat!' Sindiran Hasto ke Luthfi Temui Jokowi, Gerindra: Silaturahmi Kok Dilarang?
"Banyak oknum yang menjual bibit sawit di bawah standar. Ini jelas akan berdampak negatif pada produktivitas dan keberlanjutan industri sawit di Indonesia," tegasnya.
Sudaryono juga mengingatkan pentingnya peran serta pemerintah dan para pihak terkait dalam memastikan hanya bibit sawit berkualitas yang sampai ke tangan petani.
Pihaknya berkomitmen untuk memperketat pengawasan dan memperbaiki sistem distribusi bibit sawit agar petani mendapatkan bibit yang benar-benar memenuhi standar teknis.
Di tengah tantangan yang dihadapi industri kelapa sawit, termasuk fluktuasi harga, pengawasan kualitas bibit menjadi faktor kunci dalam mendukung keberlanjutan sektor ini.
Diharapkan, dengan langkah-langkah ini, petani sawit Indonesia dapat meningkatkan hasil panen dan menjaga keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit yang berperan penting dalam perekonomian nasional.
Baca Juga: Kementan Bersiap Hentikan Impor Anggur Shine Muscat, Tunggu Hasil Cek dari BPOM