Market Order Dorong Transaksi Saham Melonjak Capai Rp11 Triliun

Rabu, 06 November 2024 | 14:30 WIB
Market Order Dorong Transaksi Saham Melonjak Capai Rp11 Triliun
Layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak diluncurkannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Desember 2021, Market Order dinilai memberikan kemudahan transaksi bagi para investor.

Diketahui, market order merupakan tipe order yang memungkinkan investor memasukkan penawaran jual dan/atau permintaan beli berdasarkan volume yang ditetapkan oleh nasabahnya dan akan dipertemukan pada harga terbaik di pasar. Sampai dengan September 2024, BEI mencatatkan total nilai transaksi yang dilaksanakan melalui mekanisme market order mencapai Rp11 triliun.

Nicholas Darmawan, Equity Research Semesta Indovest Sekuritas mengatakan, market order dapat meningkatkan likuiditas pasar secara signifikan karena proses transaksi yang langsung mencocokkan harga terbaik di posisi bid atau ask, sehingga memberi efisiensi lebih tinggi bagi Anggota Bursa dan pelaku pasar.

“Saya melihat manfaat market order meningkatkan liquiditas pasar dikarenakan pesanan atau order pelaku pasar yang langsung match di harga sekarang dan harga berikutnya dengan catatan terdapat bid/ask yang memadai, sehingga meningkatkan efisiensi bagi pelaku pasar,” ujar Nicholas dikutip Rabu (6/11/2024).

Baca Juga: Daftar Pemegang Saham Terbesar ADRO, Siapa Saja?

Selain manfaatnya yang luas bagi investor, Nicholas menambahkan, fitur ini sangat bermanfaat bagi trader yang melakukan jual-beli secara cepat, karena memberikan kemudahan dan efisiensi yang lebih tinggi dalam mengeksekusi transaksi di pasar modal.

“Trader yang melakukan aktivitas jual beli dengan cepat lebih diuntungkan, dikarenakan efisiensi yang tinggi untuk jual maupun membeli,” imbuhnya

Meski fitur ini memberikan banyak keuntungan, Nicholas menyampaikan bahwa investor tetap perlu berhati-hati terhadap potensi risiko, terutama risiko eksekusi pada harga yang mungkin tidak diinginkan.

“Bagaimana cara meminimalkan risiko tersebut? yaitu dengan memperhatikan jumlah lot yang tersedia pada bid/ask agak tidak terjadi transaksi di harga yang tidak diinginkan,” lanjutnya.

Nicholas juga memberikan beberapa tips bagi investor dalam memanfaatkan fitur Market Order secara optimal. Ia menyarankan agar fitur market order digunakan pada pasar yang memiliki likuiditas tinggi serta volume transaksi yang memadai.

Baca Juga: Sederet Sumber Kekayaan El Rumi, Termasuk Punya Saham di Brand Baju Mewah?

Melihat manfaat dari fitur market order, Nicholas berharap bahwa BEI dapat terus berupaya menyediakan sistem perdagangan yang adil dan merata bagi seluruh pelaku pasar. Ia juga menginginkan agar BEI dapat menghadirkan teknologi terbaik yang tidak hanya mendukung efisiensi transaksi, tetapi juga mampu mengembangkan ekosistem perdagangan yang lebih baik di pasar modal Indonesia.

“Saya berharap Bursa dapat memberikan sistem perdagangan yang adil bagi pelaku pasar agar dan teknologi yang terbaik untuk mendukung sekaligus mengembangkan kelangsungan perdagangan Bursa Efek Indonesia,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI