Tahun 2012, Bukalapak menerima tambahan investasi dari GREE Ventures, asal Jepang. Dua tahun kemudian perusahaan ini mendapat investor yang merupakan bagian pendagaan Seri A, yakni Aucfan, IREP 500 Startup, dan GREE Ventures.
Februari 2015, Bukalapak mengumumkan pendanaan seri B dari PT Kreatif Media Karya (KMK Online), yang merupakan anak usaha EMTEK.
Bukalapak semakin kuat dan menyandang status perusahaan unicorn pada 2017. Lalu pada 2019 Bukalapak kembali mengumumkan mendapat pendanaan dari Asia Growth Fund yang diprakarsai Mirae Asset dan Naver Corp. Selanjutnya masuk dana dari Shinhan Financial Group Co Ltd sebagai bagian dari pendanaan seri F yang membuat valuasinya mencapai Rp35 triliun.
Pada 2018, Bukalapak disebut sempat mengakuisis startup berupa e-commerce barang bekas pakai asal Bandung bernama Prelo.
Setelah itu, perusahaan ini terus berkembang. Namun, pada 2020 pendiri Bukalapak Achmad Zaky mengundurkan diri sebagai CEO dan digantikan Rachmat Kaimuddin.
Bukalapak lantas melakukan IPO pada 2021 yang menjadi langkah besarnya di dunia industri e-commerce.