Suara.com - Kabar mengejutkan datang dari PT Bukalapak.com (BUKA). Perusahaan e-commerce tersebut mengumumkan bakal menghentikan operasi beberapa lini usahanya.
Sekretaris Perusahaan Bukalapak Cut Fika Lutfi dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, rencananya penutupan anak usaha tersebut untuk mendukung pertumbuhan perusahaan dan menjaga keuangan tetap stabil.
"Dalam mengembangkan bisnisnya, perseroan selama ini fokus kepada pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan untuk jangka panjang, serta menciptakan nilai nyata melalui optimalisasi kinerja operasi dan mempertahankan disiplin keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan pertumbuhan," katanya dikutip Selasa (5/11/2024).
Restrukturisasi ini tentunya membawa konsekuensi penutusan hubungan kerja (PHK). Hanya saja, belum diketahui lini bisnis mana yang diwacanakan bakal ditutup oleh Bukalapak.
Baca Juga: Trigana Air Tujuan Wamena Alami Insiden, Penumpang Buka Jendela Darurat karena Panik
Terlepas dari itu, Bukalapak telah menjadi salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Perusahaan ini kini sudah berusia 11 tahun. Berikut ini merupakan sejarah Bukalapak.
Sejarah Bukalapak
Bukalapak didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid pada 2010 dengan tujuan memberikan wadah bagi usaha kecil mikro (UKM) di Indonesia. Awal mulanya, perusahaan ini dibuat di sebuah rumah kos semasa berkuliah di Institut Teknologi Bandung.
Setahun berikutnya, tepatnya pada September 2011 marketplace ini berbentuk perseroan terbatas (PT).
Melansir dari Undip Repository, tahun-tahun awal berdiri tidak mudah. Pendirinya sempat berkipikir ingin menutup situs tersebut karena kesulitan dalam pendanaan.
Baca Juga: Sejarah Ikatan Keluarga Minang, Viral Gegara Lisensi Rumah Makan Padang
Namun, kesulitan tersebut mulai terjawab setelah Batavia Incubator tertarik untuk menanamkan modal. Perusahaan yang memfokuskan diri untuk menginkubasi layanan internet/mobile di Indonesia itu menjadi investor pertama Bukalapak.
Tahun 2012, Bukalapak menerima tambahan investasi dari GREE Ventures, asal Jepang. Dua tahun kemudian perusahaan ini mendapat investor yang merupakan bagian pendagaan Seri A, yakni Aucfan, IREP 500 Startup, dan GREE Ventures.
Februari 2015, Bukalapak mengumumkan pendanaan seri B dari PT Kreatif Media Karya (KMK Online), yang merupakan anak usaha EMTEK.
Bukalapak semakin kuat dan menyandang status perusahaan unicorn pada 2017. Lalu pada 2019 Bukalapak kembali mengumumkan mendapat pendanaan dari Asia Growth Fund yang diprakarsai Mirae Asset dan Naver Corp. Selanjutnya masuk dana dari Shinhan Financial Group Co Ltd sebagai bagian dari pendanaan seri F yang membuat valuasinya mencapai Rp35 triliun.
Pada 2018, Bukalapak disebut sempat mengakuisis startup berupa e-commerce barang bekas pakai asal Bandung bernama Prelo.
Setelah itu, perusahaan ini terus berkembang. Namun, pada 2020 pendiri Bukalapak Achmad Zaky mengundurkan diri sebagai CEO dan digantikan Rachmat Kaimuddin.
Bukalapak lantas melakukan IPO pada 2021 yang menjadi langkah besarnya di dunia industri e-commerce.