Suara.com - Untuk mengembangkan ekonomi digital di Indonesia, tak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Dibutuhkan dukungan multi pemangku kepentingan agar dapat tercipta ekosistem digital.
Salah satu perusahaan yang terus membangun ekosistem digital adalah Telkomsel. Bahkan anak usaha PT Telkom Tbk ini tengah mengembangkan sebuah peta jalan ekosistem inovasi digitalnya yang mencakup digital talent accelerator melalui program IndonesiaNEXT, impact startup incubator melalui program NextDev, corporate accelerator Tinc melalui corporate venture capital Telkomsel Ventures, sampai dengan digital business portfolio holding & platform company melalui PT Indonesia Digital Ecosystem INDICO, serta digital finance platform melalui LinkAja.
Salah satu portofolio mitra strategis jangka panjangnya, yaitu GOTO, di mana Telkomsel tahun 2023 nilai synergy value-nya mencapai kurang lebih Rp1,7 triliun. Dengan demikian, total synergy value yang tercatat dari awal investasi pada 2020 hingga akhir Q1 2024 mencapai lebih dari Rp4,8 triliun. Synergy value ini mencakup berbagai inisiatif seperti penyediaan paket internet Telkomsel khusus bagi Mitra Driver (Ojek Online), Merchant (Resto dan Ritel di Gojek).
Gojek juga menggunakan layanan digital service dari Telkomsel berupa Call Masking, dan kerja sama lainnya dalam lingkup ekosistem produk dan layanan digital Telkomsel. Equity Research Trimegah Securities, Sabrina, menilai membangun ekosistem digital yang menciptakan synergy value penting dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi.
Baca Juga: Polisi Ringkus 11 Orang Tersangka Judi Online, Pegawai Komdigi Ikut Diciduk
Tak terkecuali oleh perusahaan telekomunikasi nasional seperti Telkomsel. Tujuannya selain untuk memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang sudah dimilikinya, membangun ekosistem digital ini bertujuan untuk mengurangi tekanan bisnis legacy perusahaan telekomunikasi seperi telpon dan SMS.
Lanjut Sabrina, synergy value yang sudah terjadi antara Telkomsel dan GoTo menunjukan langkah yang tepat yang telah dilakukan perseroan untuk terus menjaga kinerja keuangannya. Ia juga mengharapkan agar investasi Telkomsel di digital business lainnya dapat segera menciptakan synergy value yang positif bagi perseroan.
“Sebab saat ini perusahaan telekomunikasi tak bisa mengandalkan bisnis legacy saja. Tetapi harus mengembangkan bisnis digital yang nantinya akan menjadi salah satu tulang tulang punggung perekonomian nasional. Sehingga tepat jika Telkom melalui Telkomsel terus mengembangkan bisnis digital yang berpotensi menciptakan synergy value penting guna menopang kinerjanya dimasa mendatang,”ucap Sabrina.
Langkah yang dilakukan Telkomsel untuk menggembangkan digital business ini sejatinya sudah dilakukan terlebih dahulu oleh China Mobile. Tahun 2023 yang lalu pendapatan China Mobile mencetak rekor tertingginya mencapai 1 triliun yuan Tiongkok (CNY). Dari jumlah tersebut, layanan telekomunikasi membukukan CNY864 miliar ($120 miliar) atau meningkat 6,3%.
Dari jumlah tersebut kenaikan terbesar (22,2% YoY) disumbang dari pendapatan transformasi digital seperti mobile cloud, smart home, enterprise internet of things (IOT), dan layanan enterprise lainnya.
Baca Juga: AI Diklaim Bisa Bantu Pemerintah Buat Kebijakan yang Tepat dan Responsif
Sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, Sabrina berharap Telkom dan Telkomsel dapat terus mengembangkan infrastruktur telekomunikasi yang berkualitas.
Sehingga nantinya infrastruktur telekomunikasi yang dibangun tersebut dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Jika infrastruktur telekomunikasi Telkom dan Telkomsel tersebar luas, maka potensi masyarakat Indonesia untuk menjadi bagian ekosistem digital nasional dapat terwujud. Sehingga nantinya ekonomi digital mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Sabrina.