Kinerja ini terutama berasal dari segmen golf dan pariwisata, yang masing-masing mencatat peningkatan pendapatan sebesar 3% dan 9%, menjadi Rp 64,5 miliar dan Rp 31 miliar di 9M24. Segmen golf berkontribusi sebesar 65% terhadap total pendapatan pilar Leisure & Hospitality di 9M24, sedikit menurun dibandingkan 66% di 9M23.
Pendapatan berulang yang dihasilkan dari bisnis infrastruktur berkontribusi sebesar 42% dari total pendapatan dalam tiga kuartal pertama tahun 2024, dibandingkan dengan 47% pada periode yang sama tahun 2023.
Kontribusi yang lebih rendah ini terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi yang lebih tinggi (relatif) dari segmen Land Development & Property pada 9M24 dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba kotor Perusahaan meningkat 39% menjadi Rp 1.411,4 miliar di 9M24. Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi KIJA untuk tiga kuartal pertama 2024 tercatat sebesar 42%, lebih rendah dibandingkan 44% pada 9M23.
Penurunan ini disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu: tingginya kontribusi penjualan tanah matang di Kendal yang memiliki marjin lebih rendah dibandingkan tanah matang di Cikarang, kenaikan harga gas dari AS 6,00 per mmbtu menjadi AS 8,70 per mmbtu, dan reserve shutdown (penghentian sementara) yang diberlakukan oleh PLN dari waktu ke waktu yang menyebabkan volatilitas pada marjin pendapatan listrik setiap periodenya.
Alhasil, hingga akhir September 2024 KIJA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 769,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan Rp 231,9 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
"Sepanjang sembilan bulan pertama 2024, laba bersih KIJA mencapai Rp 769,7 miliar, meningkat 232% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang didorong oleh pertumbuhan di seluruh segmen bisnis Perseroan, khususnya peningkatan signifikan di segmen properti dari Kendal. KIJA mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 47% menjadi Rp 3.367 miliar, yang turut memperkuat posisi keuangan KIJA dengan total kas mendekati Rp 2 triliun pada akhir kuartal ketiga," jelas Budianto Liman, Wakil Direktur Utama Perseroan.
Selain itu, pergerakan valuta asing (valas) juga berkontribusi positif terhadap laba bersih, dengan perusahaan mencatatkan keuntungan bersih dari valassebesar Rp 73,6 miliar di 9M24 dibandingkan dengan kerugian valuta asing dan derivative (call spreads) sebesar Rp 75,4 miliar di 9M23.
EBITDA perusahaan pada 9M24 tercatat sebesar Rp 1.206 miliar, meningkat 47% dibandingkan Rp 819,9 miliar pada tiga kuartal pertama tahun 2023, sejalan dengan peningkatan pendapatan dan laba kotor.
Total posisi kas konsolidasi Perseroan pada akhir September 2024 tercatat sebesar Rp 1.945,5 miliar, naik sekitar 78% dibandingkan Rp 1.094,7 miliar pada akhir 2023.