Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan nasib BUMN Farmasi PT Indofarma Tbk. (INAF). Tadinya, dirinya ingin menjadikan Indofarma penjual obat herbal.
"Kan cita-cita, cita-cita boleh lah, Indofarma itu kita mau dikhususkan di herbal, di roadmap kita," ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Namun sayangnya, rencana itu batal, karena anak usaha Bio Farma itu tersandung korupsi, di mana para petinggi perusahaan bermain-main laporan keuangan.
"Cuma kan sayangnya ya, good corporate governance-nya kalau dilanggar, ya cita-cita itu enggak jadi kenyataan," sambung Erick.
Baca Juga: Pecut Bos BUMN, Erick Thohir Targetkan Dividen Rp90 Triliun di 2025
Ketua Umum PSSI ini menuturkan bahwa BUMN bisa pemain obat herbal. Sebab, Indonesia kaya akan bahan baku dari obat herbal.
Apalagi, obat herbal ini telah tergusur dari obat impor yang tengah marak beredar di Indonesia.
"Kita melihat potensi obat-obatan herbal kita. Itu tidak kalah dengan India dan China mestinya. Sekarang secara global, obat-obatan herbal ini sudah menjadi salah satu alternatif pengobatan, menjadi sebuah solusi untuk safety-ness atau kesehatan secara berkelanjutan," ucap dia.
Akan tetapi, tambah Erick, mimpi itu terhenti sejenak untuk membenahi kesehatan keuangan Indofarma.
"Ketika produksi terjadi, kita coba melihat kalau bisa 50 persen dari hasil produksinya itu untuk dikirim ke luar negeri," pungkas dia.
Baca Juga: Prabowo Buat Kementerian dan Badan Baru, Aset BUMN Disulap Jadi Kantor