Suara.com - Bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himbara semakin kokoh dengan terus mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan pada kuartal III/2024. Kenaikan laba ini tidak terlepas dari strategi bisnis yang dijalankan para petingginya.
Aktivitas bisnis yang lebih baik mendorong ketiga bank utama, yakni Bank Mandiri, BRI, dan BNI, untuk meraih keuntungan yang signifikan.
Berdasarkan laporan keuangan bank yang telah dirilis, Bank BRI menjadi bank plat merah dengan capaian laba paling tinggi di sembilan bulan pertama tahun ini, disusul Bank Mandiri dan Bank BNI.
1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI
Baca Juga: Emiten Terafiliasi Prabowo Lapor: Pendapatan dan Laba Naik Tipis
Pada kuartal III 2024 Bank BRI mengantongi laba bersih Rp45,36 triliun secara konsolidasi atau tumbuh 2,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp44,21 triliun.
Kenaikan laba ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 4,5% menjadi Rp105,75 triliun dan non bunga 10,3% menjadi Rp17,15 triliun.
BRI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp1.353 triliun atau tumbuh 8,21% secara year-on-year. Dari total penyaluran kredit tersebut, 81,7% diantaranya atau sebesar Rp1.106 triliun merupakan kredit kepada segmen UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Penyaluran kredit yang tumbuh positif ini membuat aset BRI meningkat sebesar 5,94% secara year-on-year menjadi Rp1.962 triliun.
Selain itu BRI juga BRI juga mampu mengelola kualitas asetnya dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari rasio NPL (Non Performing Loan) BRI yang terus membaik. Tercatat pada triwulan III-2024, NPL BRI berada di angka 2,9% atau membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berada di kisaran 3,07%.
Baca Juga: Rugi Usaha Emiten Bukalapak Kian Membengkak
Di samping NPL, BRI juga berhasil mencatatkan rasio Loan at Risk (LAR) yang lebih baik. Tercatat, pada trwiulan III-2024, LAR BRI turun menjadi 11,66% dari 13,8%.
Di samping kualitas kredit yang semakin membaik, BRI juga terus memperkuat pencadangan sebagai langkah antisipasi dan mitigasi resiko terhadap tantangan ekonomi ke depan. BRI menyiapkan pencadangan yang cukup besar dengan NPL Coverage sebesar 215,44%.
Dari sisi liabilitas BRI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebanyak Rp1.362 triliun atau tumbuh 5,59% secara year on year. Adapun, komposisi current account saving account (CASA) terhadap seluruh DPK mencapai 64,17% meningkat dibandingkan periode tahun lalu yang berada di angka 63,64%.
2. PT Bank Mandiri Tbk (Persero) atau Bank Mandiri
Bank Mandiri tercatat berhasil meraup laba bersih Rp42 triliun di kuartal III 2024 atau tumbuh 7,6% secara YoY hal ini di dukung dengan realisasi penyaluran kredit bank secara konsolidasi mencapai 20,8% secara year on year (YoY) menjadi Rp 1.590 triliun.
Pertumbuhan ini antara lain ditopang oleh kredit segmen wholesale yang merupakan core business Bank Mandiri. Capaian tersebut diikuti dengan kualitas aset yang terjaga dan semakin membaik, tercermin secara bank-only rasio kredit bermasalah atau rasio NPL Bank Mandiri sebesar 0,97% atau menurun 39 basis poin (bps) secara tahunan.
Terbukti, hingga akhir September 2024 Bank Mandiri membukukan pertumbuhan kredit di seluruh segmen. Adapun, pertumbuhan terbesar masih ditopang oleh kredit segmen korporasi yang mencatat pertumbuhan 29,4% secara YoY menjadi Rp 581 triliun di akhir kuartal III 2024. Tidak hanya itu, pertumbuhan kredit Bank Mandiri juga ikut didorong oleh segmen mikro produktif dan SME yang masing-masing tumbuh 13,04% dan 13,7% secara tahunan di akhir September 2024.
Bnk Mandiri juga mempertegas komitmennya terhadap ekonomi kerakyatan melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang hingga September 2024 telah mencapai Rp 32,2 triliun dan menjangkau lebih dari 293 ribu pelaku UMKM. Adapun, dalam penyaluran KUR ini, Bank Mandiri memperkuat sektor produksi serta membangun sinergi bisnis dengan nasabah wholesale untuk mendorong kolaborasi yang lebih luas.
Fungsi intermediasi tersebut diimbangi dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 14,9% secara YoY menjadi Rp 1.667,5 triliun di kuartal III 2024. Peningkatan DPK tersebut antara lain ditopang oleh pertumbuhan dana giro yang meningkat 17,8% YoY menjadi Rp 596 triliun dan tabungan yang melesat 12,6% YoY menjadi Rp 635 triliun.
3. PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) atau Bank BNI
Pada kuartal III 2024, emiten berkode saham BBNI ini berhasil mencatatkan laba bersih Rp16,31 triliun pada periode sembilan bulan yang berakhir September 2024. Laba ini meningkat sekitar 3,5% dibandingkan tahun sebelumnya atau year on year yang tercatat Rp15,75 triliun.
Kenaikan laba ini ditopang oleh pendapatan non bunga yang naik 15,1% menjadi Rp16,84 triliun. Sementara itu pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) terkoreksi 5,5% menjadi Rp29,44 triliun.
Pencapaian NII ini ditopang oleh penyaluran kredit yang naik 9,5% YoY menjadi Rp735 triliun. Sementara itu penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 3% menjadi Rp769,74 triliun. Pertumbuhan kredit yang lebih kencang dari DPK membuat rasio intermediasi atau loan to deposits ratio (LDR) berada pada level 95,3%.
BNI mencatatkan net interest margin (NIM) di level 4,4% pada kuartal III-2024, meningkat 40 basis points dibandingkan kuartal sebelumnya tercatat 4%. Adapun rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) bruto tercatat turun 30bps menjadi 2% pada kuartal III-2024.