AI memungkinkan IOTF untuk memberikan solusi berbasis data yang mendalam, sesuai dengan tren global yang mengarah pada otomatisasi dan pengambilan keputusan berbasis analisis prediktif.
Selain itu, regulasi Kementerian Perhubungan yang mewajibkan pemasangan GPS tracker pada seluruh truk dan bus semakin memperkuat relevansi solusi ini dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi operasional.
Dalam aspek keamanan data, IOTF telah mengimplementasikan standar keamanan ISO 27001:2013, memastikan perlindungan data klien, termasuk data konsumsi bahan bakar, dari potensi kebocoran informasi.
“Keamanan data adalah prioritas kami, terutama dengan semakin banyaknya informasi sensitif yang dibutuhkan untuk pengoptimalan operasional perusahaan logistik,” ujar Alamsyah.
Teknologi AI yang digunakan juga memiliki lapisan enkripsi tambahan untuk memastikan keamanan data secara end-to-end.
Melalui teknologi ultra sonic fuel sensor yang didukung AI ini, IOTF berharap dapat memberikan solusi konkret bagi perusahaan logistik yang berfokus pada efisiensi dan produktivitas.
Teknologi ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pengukur konsumsi bahan bakar, tetapi juga sebagai sistem prediksi dan pengawasan yang mampu mencegah kerugian akibat pencurian bahan bakar.
Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap liter bahan bakar benar-benar digunakan untuk keperluan operasional, mendukung penghematan yang lebih baik.
IOTF sendiri, Alamsyah menjelaskan, menargetkan solusi ini untuk perusahaan logistik dan operator bus, yang dapat memperoleh visibilitas lebih baik atas konsumsi bahan bakar serta meningkatkan keamanan dan efisiensi armada mereka.
Baca Juga: Pertamina International Shipping Dorong Kapal Dual-Fuel dan Bahan Bakar Hijau
“Yang pasti, sebagai pelopor teknologi berbasis AI dan IoT di pasar GPS tracker Indonesia, IOTF melalui Fox Logger terus berinovasi untuk memberikan solusi yang relevan dan bermanfaat bagi industri logistik yang semakin terintegrasi secara digital,” tutupnya.