Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mulai melaporkan kasus pailit PT Sri Rezeki Isman Tbk. atau Sritex ke Presiden Prabowo Subianto. Hal ini setelah, Menaker menjinjing catatan tentang kasus perusahaan tekstil itu saat menghadiri rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
ketika hendak memasuki kawasan Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, Yassierli yang mengenakan batik coklat tersebut terlihat membawa sejumlah catatan yang di sampul depan bertuliskan "Langkah-langkah Strategis dalam Merespons Kasus Sritex".
"Diminta menghadap dengan beberapa menteri yang lain, menko (menteri koordinator) juga," ujar Menaker kepada wartawan, seperti dikutip Antara, Selasa (29/10/2024).
Meski tidak menjawab secara rinci, Yassierli mengatakan ia diminta menghadap oleh Presiden Prabowo bersama para menteri koordinator lainnya.
Baca Juga: Ekonom Sebut Kebijakan Rokok Baru Bisa Ancam Target Pertumbuhan Ekonomi 8% Prabowo
Saat ditanya soal kemungkinan membahas kelanjutan PT Sritex yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang pada 23 Oktober 2024, Menaker tidak mengonfirmasi hal itu.
Ia mengaku membawa catatan tentang Sritex sebagai antisipasi jika Presiden Prabowo membahas kasus itu.
"Belum tahu nanti kita lihat nanti. Antisipasi. Saya harus mengantisipasi apa pun kemungkinan nanti," katanya.
Kemenaker pun mendukung untuk menyelamatkan para pegawai Sritex dengan koordinasi lintas kementerian, antara lain Kemenko bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan program atau langkah strategis untuk menyelamatkan Sritex agar kembali beroperasi.
Baca Juga: Setelah Divonis Pailit, Bos Sritex Bela Diri Tak Ada Niat Tutup Pabrik
"Kalau dari kami tentu kita harus mendukung bagaimana pegawai dari Sritexnya itu tetap bisa terlindungi, salah satunya itu. Sudah ada program atau langkah (penyelamatan). Bisa jadi nanti ini yang kita diskusikan," kata Yassierli.