Chandra Asri Manfaatkan Minyak Jelantah Milik Biofront, Ubah Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 28 Oktober 2024 | 17:39 WIB
Chandra Asri Manfaatkan Minyak Jelantah Milik Biofront, Ubah Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Chandra Asri Group mengumumkan komitmen jangka panjangnya terhadap sektor energi terbarukan di Indonesia melalui kerja sama dengan Biofront
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) mengumumkan komitmen jangka panjangnya terhadap sektor energi terbarukan di Indonesia melalui kerja sama dengan Biofront untuk berinvestasi di bidang pengadaan dan pengumpulan bahan baku bahan bakar nabati (BBN).

Langkah strategis ini akan dilaksanakan dengan memanfaatkan unit pengumpulan used cooking oil (“UCO”) atau minyak jelantah milik Biofront di Indonesia, TUKR.

TUKR adalah salah satu perusahaan pengumpul minyak jelantah terkemuka di Indonesia yang beroperasi di seluruh kota besar di Indonesia. TUKR bekerja sama mengelola minyak jelantah yang dihasilkan dari produksi makanan di restoran, hotel, mall, dan banyak lagi secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Minyak ini kemudian dikirim ke kilang bio untuk menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan, termasuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF).

Baca Juga: Akusisi SECP, Chandra Asri Dukung Ketahanan Energi Nasional

Misi TUKR adalah untuk menghilangkan pembuangan limbah minyak goreng yang tidak tepat, mengurangi emisi rumah kaca global dan mendukung adopsi bahan bakar terbarukan yang lebih luas untuk mensubstitusi bahan bakar fosil.

TUKR menangani seluruh proses, mulai dari pengumpulan minyak hingga penyimpanan, pemrosesan, dan pengiriman akhir minyak jelantah itu sendiri.

Kemitraan dengan Biofront, salah satu pengumpul bahan baku berbasis limbah terbesar di dunia, menandai komitmen Chandra Asri Group untuk memperluas portofolio bisnis ramah lingkungan dan program keberlanjutan Creating Shared Value (CSV) Perusahaan.

Kerjasama ini menyoroti keterlibatan aktif Perseroan dalam inisiatif ekonomi sirkular sekaligus mengamankan bahan baku penting untuk kilang bio yang potensial, yang akan mendukung produksi bahan bakar nabati.

Investasi ini sangat penting bagi pertumbuhan strategis Chandra Asri Group dalam sektor bahan bakar ramah lingkungan, khususnya melalui produksi bahan bakar nabati dan Bio-Nafta. Komitmen ini sejalan dengan upaya Pemerintah Indonesia untuk mempromosikan inisiatif energi terbarukan dan meningkatkan kedaulatan energi.

Baca Juga: CDI Gandeng PIS Tingkatkan Efisiensi dan Jangkauan Global dalam Transportasi & Logistik Angkutan Laut

Kemitraan ini merupakan langkah penting dalam memajukan tujuan Indonesia untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060, yang semakin menegaskan komitmen Perseroan untuk mendukung transisi energi nasional.

Dengan berinvestasi pada aset dan teknologi bahan bakar yang berkelanjutan, Chandra Asri Group bertujuan untuk menjadi pemimpin dalam praktik-praktik berkelanjutan di industri dan di kawasan Asia Tenggara.

Langkah strategis ini akan memperkuat posisi Perseroan sebagai pemimpin dalam bidang energi terbarukan dan menunjukkan dedikasi Perseroan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.

Chandra Asri Group juga telah berhasil memperoleh International Sustainability and Carbon Certification (ISCC), sebuah sertifikasi yang diakui secara global untuk produksi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Sertifikasi ini menegaskan bahwa fasilitas Chandra Asri Group telah memenuhi persyaratan untuk memproses bahan baku nabati menjadi produk berbasis bio, seperti Bio-Propylene, Bio-Ethylene, Bio-Crude C4, dan Bio-Pygas.

Pencapaian ini mencerminkan dedikasi Perseroan terhadap sumber bahan baku yang berkelanjutan, mengurangi emisi karbon, dan mendukung closed-loop yang meminimalkan dampak lingkungan.

Investasi Chandra Asri Group dalam pengumpulan bahan baku melalui kemitraan ini menempatkan Perseroan secara strategis untuk memanfaatkan pasar yang tengah berkembang pesat. Hal ini memastikan pasokan bahan baku yang stabil untuk produksi bahan bakar nabati di masa depan, memperkuat tujuan keberlanjutan Chandra Asri Group dan mengukuhkan posisinya di sektor energi terbarukan.

“Kemitraan dengan Biofront menandai tonggak penting komitmen kami terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan. Kolaborasi ini selaras dengan strategi Chandra Asri Group untuk melakukan diversifikasi melalui inisiatif bisnis ramah lingkungan, yang memperkuat dedikasi Perusahan terhadap keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan. Kami melihat bahan baku berbasis bio, seperti Bio-Naphtha, sangat penting untuk memfasilitasi transisi industri ke praktik yang lebih ramah lingkungan. Naphta terbarukan yang dihasilkan dari UCO menawarkan solusi praktis bagi industri yang ingin meminimalkan jejak karbon mereka. Selain itu, inisiatif ini memainkan peran penting dalam mempromosikan ekonomi sirkular dengan mengoptimalkan efisiensi sumber daya. Kami juga antusias untuk menjajaki kolaborasi di masa depan di sektor lain dalam ekonomi sirkular, seperti ban bekas dan daur ulang limbah plastik,” kata Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri Group, Suryandi ditulis Senin (28/10/2024).

Chief Executive Officer, Biofront Commodities, Fahad Farooq, menyatakan kemitraan ini menegaskan hubungan penting antara pengumpul bahan baku dan Bio-refinery dalam sektor bahan bakar hijau, di mana akses dan keamanan bahan baku adalah hal yang mutlak.

"Kehadiran regional dan keahlian Chandra Asri Group dalam bidang kimia dan logistik memberikan Biofront keunggulan dalam pengumpulan, penyimpanan, dan distribusi bahan baku, sekaligus memungkinkan kami untuk langsung memasok Chandra Asri Group dengan bahan baku penting untuk produksi berbasis bio. Kami juga berkomitmen untuk mengembangkan aliran limbah dan bahan alternatif dengan Chandra Asri Group di Indonesia, termasuk ban bekas dan pengumpulan limbah plastik serta produksi minyak pirolisis, semua bertujuan untuk mengurangi emisi karbon lebih lanjut melalui pemanfaatan limbah lokal yang melimpah namun belum dimanfaatkan secara optimal,” kata Fahad.

UCO, yang dikenal sebagai bahan baku generasi kedua untuk kilang biofuel, sangat penting untuk memproduksi Renewable Diesel (“RD”) dan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (“SAF”). Dengan meningkatnya permintaan global untuk RD dan SAF akibat adanya mandat peraturan yang semakin ketat, kebutuhan akan sumber bahan baku yang andal menjadi semakin penting.

Daur ulang ban bekas dan limbah plastik dimulai dengan mengumpulkan bahan-bahan ini, diikuti dengan pirolisis, sebuah proses yang memanaskan bahan-bahan ini di dalam reaktor bebas oksigen, mengubahnya menjadi produk yang berharga seperti minyak pirolisis, karbon hitam, dan gas sintetis.

Minyak pirolisis dapat dimurnikan menjadi produk dengan permintaan tinggi seperti bahan bakar nabati, nafta yang dapat didaur ulang, dan bahan kimia hayati untuk plastik dan aplikasi industri.

Minyak pirolisis juga dapat diproses bersama di kilang minyak/cracker nafta untuk menggantikan bahan baku fosil konvensional dan memenuhi permintaan pasar akan energi dan bahan baku yang berkelanjutan.

Dengan meningkatnya dukungan dari industri dan pemerintah untuk solusi ramah lingkungan, permintaan minyak pirolisis diperkirakan akan meningkat, menjadikannya metode penting untuk mengurangi limbah TPA dan mempromosikan ekonomi sirkular.

Selain itu, Chandra Asri Group saat ini sedang mengembangkan minyak pirolisis di fasilitas pengolahan sampah IPST Asari di Cilegon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI