Siapa Pendiri Sritex? Dulu Berjaya Produksi Baju Tentara Jerman, Kini Harus Diselamatkan Prabowo

Baehaqi Almutoif Suara.Com
Sabtu, 26 Oktober 2024 | 18:47 WIB
Siapa Pendiri Sritex? Dulu Berjaya Produksi Baju Tentara Jerman, Kini Harus Diselamatkan Prabowo
Penyebab Sritex Terancam Bangkrut (Instagram/sritexindonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nasib perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex diambang kebangkrutan.

Perusahaan kain legendaris asal Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut baru saja dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang.

Bangkrutnya Sritex ini menjadi perhatian publik beberapa hari terakhir. Pasalnya, perusahaan yang berdiri pada 1966 itu pernah sangat terkenal di masa jayanya. Kain produksinya banyak diburu.

Bahkan, Sritex pernah menjadi produsen seragam militer berkualitas tinggi untuk negara-negara anggota NATO dan Jerman.

Baca Juga: Profil PT Sritex yang Kini Dinyatakan Pailit, Dikenal Sebagai Produsen Seragam Militer

Siapa Pendiri Sritex?

Sritex didirikan oleh Muhammad Lukminto atau yang dikenal sebagai HM Lukminto pada 1966. Awalnya perusahaan ini berupa Usaha Dagang (UD) Sri Rejeki Isman di Pasar Klewer, Solo.

Karier Lukminto dimulai dari berdagang batik di Pasar Klewer, Solo. Dia mengikuti jejak sang kakak, Ie Ay Djing atau Emilia yang lebih dulu menjadi pedagang di pasar batik dan tekstil tersebut.

Konon, Lukminto kala itu mengawali usahanya dari modal Rp100 ribu di tahun tersebut yang diberikan orang tuanya. Dia memulai berjualan dengan berkeliling ke Pasar Klewer dan Kliwon.

Baru sekitar Tahun 1967, Lukminto memiliki dua buah kios di Pasar Klewer. Sejak saat itu usahanya kian berkembang pesat.

Baca Juga: Prabowo Turun Gunung, Minta 4 Menteri Selamatkan Sritex dari Ujung Kebangkrutan

Pada 1968, dia mulai membangun pabrik cetak pertamanya yang menghasilkan kain putih dan berwarna di Solo. Tahun 1978, dia memperbesar usahanya menjadi perseroan terbatas yang terdaftar di Kementerian Perdagangan.

Tahun 1980-an, perusahaan ini pindah ke Desa Jetis, Sukoharjo dengan diberi nama PT Sri Rejeki Isman. Masih di periode tahun tersebut, pabrik tenun juga didirikan.

Nama Sritex semakin dikenal dunia ketika mereka menjadi produsen seragam militer untuk NATO dan Angkatan Bersenjata Jerman pada tahun 1994.

Sritex mencapai puncak kejayaannya dengan melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 dengan kode saham SRIL. Langkah ini semakin mengukuhkan Sritex sebagai raksasa industri tekstil nasional.

Presiden Prabowo Selamatkan Sritex

Sayang, kejayaan Sritex mulai runtuh awal 2021. Banyak faktor yang membuatnya bangkrut, salah satunya pandemi Covid-19 dan persaingan global.

Namun demikian, pemerintah memberikan perhatian. Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan 4 kementerian terkait untuk segera merumuskan langkah-langkah strategis guna mencegah kebangkrutan perusahaan tersebut.

Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Tenaga Kerja akan melakukan koordinasi untuk mencari solusi terbaik.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan prioritas pemerintah saat ini adalah menyelamatkan karyawan Sritex dari pemutusan hubungan kerja (PHK).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI