Suara.com - Geliat hilirisasi industri nikel di Morowali ternyata membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa hilirisasi nikel menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kasus ISPA di wilayah tersebut.
Dalam disertasinya, Bahlil mengungkap data yang menunjukkan lonjakan signifikan kasus ISPA sejak meningkatnya aktivitas industri nikel di Morowali. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan erat antara polusi udara akibat aktivitas industri dengan masalah kesehatan masyarakat.
Melalui disertasinya yang berjudul Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia, Bahlil menunjukkan bahwa hilirisasi membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarkat sekitar kawasan industri.
Berdasarkan data yang dipaparkan, prevalensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Sulawesi Tengah, khususnya di Morowali telah mencapai 54 persen akibat hilirisasi yang dijalankan di lingkungan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Baca Juga: Muncul Nama Orang Lain di Data File Disertasi Bahlil Lahadalia, Netizen Curiga Joki
"Saya harus sampaikan ini, kesehatan ISPA di Sulawesi Tengah, khususnya di Morowali itu 54 persen kena semua. Sementara di Halmahera Tengah, jauh lebih baik," ujar Bahlil dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor di Makara Art UI, yang dikutip Jumat (18/10/2024).
Selain itu, Bahlil mengatakan, hilirisasi juga membuat kualitas air di sekitar industri menjadi buruk.
"Dan air di sana untuk air di Morowali waduh itu minta ampun, tapi ini jauh lebih baik dari pada Halmahera Tengah," katanya.
Namun, Bahlil mohon maklum atas dampak buruk itu. Dia berdalih itu terjadi karena hilirisasi adalah program baru. Karena itu, pemerintah belum punya pengalaman.
"Memulai dari kekurangan jauh lebih baik daripada tidak memulai sama sekali dan kita akan melakukan perbaikan," tutur Bahlil.