Suara.com - Dalam kabinet baru yang bakal diumumkan dalam waktu dekat, Presiden Terpilih Prabowo Subianto diduga kuat kembali menunjuk Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan periode 2024-2029.
Sri Mulyani, yang dikenal dengan pengalamannya yang luas di bidang ekonomi dan keuangan, diharapkan dapat melanjutkan berbagai program reformasi fiskal yang telah ia inisiasi sebelumnya.
Selain itu, beliau juga diyakini akan menghadapi tantangan baru seperti pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan ketidakpastian global yang saat ini sedang terjadi.
Sri Mulyani sendiri telah memenuhi panggilan Prabowo di Kartanegara, Jakarta pada Senin (14/10/2024).
Baca Juga: Rekam Jejak Pendidikan Veronica Tan, Mantan Istri Ahok Jadi Menteri Prabowo?
Dia mengakui dirinya akan melanjutkan tugas sebagai Menteri Keuangan di pemerintahan baru. Ini menandai kali keempat kalinya ia dipercaya menduduki posisi tersebut yang sebelumnya di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pada saat untuk pembentukan kabinet beliau meminta saya untuk menjadi menteri keuangan kembali," kata Sri Mulyani kepada media, Jakarta, dikutip Selasa (15/10/2024)/
Bahkan, Sri Mulyani memastikan struktur Kementerian Keuangan tidak akan diubah. Hal ini merespons isu soal wacana pemisahan Kementerian Keuangan dan Badan Penerimaan Negara (BPN).
"Enggak ada (pemisahan). Masih satu," tegas dia.
"Sri Mulyani menjelaskan alasan pemilihannya kembali tidak lepas dari komunikasi intensif antara dirinya dan Prabowo selama masa transisi. Mereka beberapa kali bertemu untuk membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) guna mempersiapkan kebijakan fiskal tahun 2025.
Baca Juga: Spanduk Terima Kasih Jokowi Jadi Sorotan, Keberadaan Ma'ruf Amin Dipertanyakan
"Jadi kami selalu konsultasi, kemudian kita juga berdiskusi mengenai berbagai langkah untuk memperkuat kementerian keuangan dan keuangan negara untuk bisa mendukung program-progam beliau," ucap dia.
Di kabinet Prabowo, Sri Mulyani diminta fokus pada pengelolaan penerimaan negara, termasuk pajak, bea cukai, serta optimalisasi belanja negara. Mereka juga membahas transfer anggaran ke daerah dan peningkatan kualitas investasi agar manfaatnya lebih terasa bagi masyarakat.
"Beliau perhatian sangat bagaimana dampak kepada apbn kepada masyarakat. Itu menjadi tekanan beliau. Jadi kita diskusi cukup lama dan panjang ya selama ini dengan beliau oleh karena itu pada saat untuk pembentukan kabinet beliau meminta saya untuk menjadi menteri keuangan kembali," tandasnya.