Suara.com - Perusahaan minimarket 7-Eleven berencana untuk menutup gerainya lebih dari 400 lokasi di Amerika Utara. Hal ini, setelah penjualan di gerai-gerai tersebut mengalami penurunan.
Seperti dilansir dari CBS News, Sabtu (12/10/2024), Seven & I Holdings menyatakan dalam laporan pendapatan triwulanan bahwa sebagian dari 13.000 toko 7-Eleven di seluruh AS dan Kanada mengalami perlambatan. Hal ini imbas dari penurunan jumlah pengunjung, dan tekanan inflasi.
Perusahaan berencana untuk menutup 444 toko, atau sekitar 3 persen, dari tokonya di Amerika Utara.
Perusahaan mencatat, rokok yang kekinian menjadi pendorong utama pendapatan mengalami penurunan penjualan sebesar 26 persen.
Baca Juga: Bitera Selalu Utamakan Visi Keberlanjutan di Setiap Proses Bisnis
"Perekonomian Amerika Utara tetap kuat secara keseluruhan berkat konsumsi para pembayar pajak berpendapatan tinggi, meskipun inflasi terus berlanjut, suku bunga meningkat, dan lingkungan ketenagakerjaan memburuk," kata Seven & I.
"Ada pendekatan yang lebih bijaksana terhadap konsumsi, khususnya di kalangan pembayar pajak berpendapatan menengah dan rendah."
Perusahaan menolak merinci lokasi toko yang akan ditutup atau kapan penutupan akan terjadi.
"Sejalan dengan strategi pertumbuhan jangka panjang kami, kami terus meninjau dan mengoptimalkan portofolio kami untuk memberikan kemudahan di mana, kapan, dan bagaimana pelanggan membutuhkannya. Sebagai bagian dari ini, kami membuat keputusan untuk mengoptimalkan sejumlah aset noninti yang tidak sesuai dengan strategi pertumbuhan kami. Pada saat yang sama, kami terus membuka toko di area tempat pelanggan mencari lebih banyak kemudahan," kata 7-Eleven kepada CBS MoneyWatch.
Baca Juga: Isu Cerai, Bisnis Baim Wong dan Paula Verhoeven Bernilai Triliunan Terancam 'Hancur'