"Pipanisasi ini krusial karena dari Plumpang kita menyalurkan ke hampir 1000 SPBU dan kalau kita lihat occupancy ratenya di Tanjung Priok itu sudah sangat tinggi, kalau misal terjadi sesuatu pasti akan meningkatkan exposure biaya, sehingga penting kita untuk segera menyelesaikan Cikampek Plumpang ini " ungkap Riva.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Utama Pertamina Gas Gamal Imam Santoso juga menjelaakan pentingnya pembangunan pipanisasi tersebut.
“Pembangunan dan pengelolaan pipa BBM ini akan menambah kompetensi dan diversifikasi bisnis Pertagas dalam jangka panjang,” ungkapnya.
Dengan portofolio yang dimiliki, Pertamina Gas terus memperluas ekspansi bisnisnya sebagai perusahaan infrastruktur energi.
Perusahaan ini memiliki wilayah operasi yang mencakup Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Papua, dengan aset di sektor midstream hingga downstream.
Saat ini, Pertamina Gas mengelola 62 ruas pipa sepanjang 2.930 km, dua LPG Plant dengan kapasitas 1.130 ton per hari, serta terminal regasifikasi dengan kapasitas 400 BBtud dan LNG Hub berkapasitas 127.000 m³.
Langkah ekspansi ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina Gas untuk mendukung penyaluran energi di Indonesia.
Dengan infrastruktur yang terintegrasi, perusahaan berupaya meningkatkan efisiensi dan keandalan penyaluran pasokan energi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri di berbagai wilayah.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Raih 5 Penghargaan Keselamatan Migas 2024