Suara.com - Ekonomi Indonesia menunjukkan kinerja yang cukup solid dalam 10 tahun era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Meskipun sempat mengalami kontraksi akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020, secara umum pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga di atas 5%.
Jokowi sendiri akan mengakhiri masa kepemimpinannya pada 20 Oktober 2024 mendatang dan digantikan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (4/10/2024), pada 2015 atau tahun pertama Jokowi efektif menjalankan roda pemerintahan hanya tumbuh 4,8%, melambat dibandingkan 2014 yang tumbuh 5,02%.
Pada 2016, pertumbuhan ekonomi hanya mampu kembali ke level 5,03%, lalu 2017 sebesar 5,07%, 2018 mencapai 5,17%, dan 2019 kembali ke 5,02%.
Baca Juga: Kepercayaan Masyarakat kepada KPK di Masa Pemerintahan Jokowi Mendekati Titik Nadir
Pada 2020 atau saat merebaknya Pandemi Covid-19 ekonomi Indonesia terkontraksi hingga minus 2,07%, 2021 kembali tumbuh 3,7%, 2022 tumbuh 5,31%, dan 2023 hanya tumbuh 5,05%. Per kuartal II-2024 pun pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,05%.
Jokowi sendiri mengatakan cukup bangga dengan capaian pertumbuhan yang rerata 5% itu. Dalam kesempatan menyampaikan Pidato Pengantar RAPBN 2025 dan Nota Keuangannya di Gedung DPR RI medio Agustus lalu dia bilang pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan dengan negara lain di dunia.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjaga di kisaran 5,0%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan global yang sebesar 3,4%," kata Jokowi.