Filosofi yang diusung Oom William sederhana namun penuh makna, yakni "Beri Kail Bukan Ikan." Hal ini menegaskan komitmen YDBA untuk memberikan program pembinaan berkelanjutan yang fokus pada pengembangan kapasitas dan kemampuan UMKM, bukan sekadar bantuan jangka pendek atau charity.
Seiring perjalanan waktu, YDBA hadir sebagai pendamping UMKM dengan memberikan pelatihan manajemen dan teknis, pemasaran, serta fasilitasi pembiayaan yang mendukung kemandirian mereka. Filosofi ini sangat relevan dalam perjalanan Alfri Bagus Rupawan membangun Bengkel Wistara Performance di Sleman.
Dukungan YDBA yang diberikan kepada Alfri berupa pelatihan dan pendampingan bukan hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang manajemen usaha dan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) di bengkel yang dikelolanya. Hal ini menjadikan Alfri mampu membangun bengkel yang bersaing dengan kompetitor besar di industri otomotif.
YDBA yang telah membina lebih dari 1.328 UMKM aktif di 2024, termasuk sektor manufaktur, pertanian, kerajinan, kuliner, hingga bengkel Roda-4, menunjukkan skala pembinaan yang luas dan komprehensif. Di wilayah Yogyakarta sendiri, YDBA mendirikan cabang Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) pada tahun 2012 untuk fokus membina UMKM di sektor-sektor potensial seperti yang dilakukan terhadap Bengkel Wistara Performance milik Alfri. Melalui pendekatan yang konsisten dan dukungan yang berkelanjutan, YDBA membantu UMKM di wilayah ini untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian setempat.
Keberhasilan Alfri menjadi bukti nyata bagaimana filosofi "Beri Kail Bukan Ikan" benar-benar diimplementasikan oleh YDBA, dan menunjukkan bahwa dengan pembinaan yang tepat, UMKM dapat tumbuh mandiri dan berdaya saing tinggi. Pendampingan YDBA tidak hanya membantu UMKM seperti Bengkel Wistara Performance bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi contoh inspiratif bagi pelaku UMKM lainnya di Indonesia.