Tren Kenaikan Harga Bitcoin, Mampukah Capai US$100.000 Sebelum Tahun 2025?

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 27 September 2024 | 16:06 WIB
Tren Kenaikan Harga Bitcoin, Mampukah Capai US$100.000 Sebelum Tahun 2025?
Warga berswafoto dengan latar logo Bitcoin di Terowongan Kendal, Jakarta, Selasa (24/9/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bitcoin (BTC) menunjukkan tanda-tanda kebangkitan harga yang signifikan setelah munculnya sinyal bullish pada indikator teknis Moving Average Convergence Divergence (MACD) di grafik 5-harian. Para analis kini memperkirakan bahwa Bitcoin berpotensi menembus angka psikologis US$100.000 jika tren ini berlanjut.

Dalam 230 hari terakhir, baru kali ini MACD menunjukkan bullish crossover, yang biasanya menjadi pertanda awal tren kenaikan harga. Sebagai catatan, dalam dua kejadian sebelumnya, setelah MACD mencatatkan bullish crossover, harga Bitcoin meningkat masing-masing sebesar 79% dan 74%. Jika pola ini kembali terulang, maka prediksi Bitcoin menuju US$100.000 semakin berpeluang.

MACD sendiri merupakan indikator teknis yang digunakan untuk mengukur momentum dalam pasar. Bullish crossover terjadi ketika garis MACD (biasanya berwarna biru) melintasi garis sinyal (umumnya berwarna jingga) dari bawah ke atas, mengindikasikan perubahan tren dari bearish ke bullish.

Menurut analis kripto ternama, Bitcoin Archive, Bitcoin dapat mencapai angka US$100.000 jika skenario bullish crossover ini kembali terjadi. Dia menyebut, "Bitcoin MACD akan segera mengalami bullish crossover pada grafik 5-harian untuk pertama kalinya dalam 230 hari. Dalam dua kesempatan terakhir, Bitcoin naik 79% dan 74%. Bitcoin akan melonjak di atas US$100.000 jika pola ini terulang,” seperti dikutip dari Bitcoin Magazine.

Baca Juga: Jutaan Akun Pemburu 'Hamster Kombat' Dibanned, Ini Alasannya

Selain sinyal bullish dari MACD, Bitcoin juga telah menunjukkan breakout dari pola symmetrical triangle pattern. Pola ini biasanya terbentuk saat harga bergerak dalam kisaran yang semakin menyempit, dan breakout mengindikasikan pergerakan besar menuju tren baru.

Dikutip via Blockchain Media, breakout dari pola symmetrical triangle sering kali menjadi indikasi awal adanya pergerakan harga yang signifikan.

Meskipun demikian, salah satu analis terkemuka, Cryptocurrency Inside, menyebutkan bahwa saat ini Bitcoin menghadapi resistensi kuat di level tertinggi sebelumnya, yakni rata-rata pergerakan 200 hari (MA-200). "Bitcoin baru saja keluar dari symmetrical triangle pattern, tetapi sekarang menghadapi resistensi di level tertinggi sebelumnya, dengan MA-200 pada timeframe harian yang menghalangi kenaikan lebih lanjut,” jelasnya.

Indikator MA-200 sering digunakan untuk menilai tren jangka panjang suatu aset. Ketika harga berada di atas MA-200, pasar dianggap bullish, sebaliknya jika berada di bawahnya, pasar cenderung bearish. Saat ini, Bitcoin berada di kisaran US$63.981 yang menjadi titik resistensi utama. Apabila berhasil melewati level ini, tren bullish Bitcoin akan semakin kuat.

Faktor Eksternal dan Siklus Bullish Pasca Halving

Baca Juga: Tren Investasi Kripto di Indonesia Capai Rp 301,75 Triliun

Tak hanya indikator teknis, faktor eksternal juga mendukung prospek kenaikan harga Bitcoin. Adopsi institusi besar terhadap Bitcoin menjadi salah satu faktor pendorong. Perusahaan seperti MicroStrategy, misalnya, secara rutin membeli Bitcoin sebagai bagian dari strategi perusahaannya. Ini mengindikasikan bahwa kepercayaan institusi terhadap Bitcoin semakin meningkat, yang berpotensi memperkuat momentum kenaikan harga. Menurut CoinDesk, aksi pembelian institusi besar seperti MicroStrategy menjadi salah satu faktor utama yang memicu lonjakan harga Bitcoin beberapa bulan terakhir.

Selain itu, analis Crypto Rover menyoroti bahwa siklus bullish pasca halving biasanya memberikan dorongan signifikan pada harga Bitcoin. Halving, yang terjadi setiap empat tahun sekali, berpotensi memicu kelangkaan suplai dan meningkatkan permintaan, sehingga mendorong harga lebih tinggi. “Pasar bullish Bitcoin secara historis mulai pada bulan Uptober!” ungkap Crypto Rover, merujuk pada data historis yang menunjukkan bahwa bulan Oktober kerap kali menjadi awal dari tren kenaikan.

Data historis memperlihatkan bahwa tren bullish Bitcoin biasanya terjadi sekitar 150 hingga 170 hari setelah halving. Dengan halving terakhir yang terjadi pada tahun 2024, prediksi Bitcoin menuju kenaikan yang lebih kuat dalam beberapa bulan ke depan semakin beralasan.

Prospek Bitcoin Menuju US$100.000: Optimisme dan Tantangan

Sejumlah analis optimis bahwa Bitcoin dapat mencapai level US$100.000, didukung oleh sinyal bullish crossover dari MACD dan breakout dari pola symmetrical triangle. Sejarah mencatat bahwa bullish crossover sering kali diikuti oleh lonjakan harga yang signifikan, sebagaimana pernah terjadi pada 2020 dan 2021.

Namun, perjalanan menuju angka tersebut tidaklah tanpa hambatan. Selain resistensi yang dihadapi di level MA-200, potensi koreksi harga dan tekanan jual juga menjadi tantangan yang harus diantisipasi oleh para investor. Meski demikian, dengan dukungan faktor fundamental dan adopsi institusional yang terus meningkat, optimisme tetap tinggi bahwa Bitcoin bisa mencapai target US$100.000 dalam waktu dekat.

Untuk memperkuat prediksi ini, data dari Glassnode menunjukkan bahwa jumlah Bitcoin yang dipegang oleh investor jangka panjang terus meningkat, menandakan keyakinan bahwa harga akan terus naik. Hal ini menambah bukti bahwa tren bullish saat ini memiliki dasar yang kuat, baik dari sisi teknis maupun fundamental.

Bitcoin kini berada dalam fase yang sangat krusial, di mana momentum teknis dan fundamental berpotensi mendorong harga ke level yang lebih tinggi. Jika tren ini berlanjut dan mampu mengatasi resistensi di MA-200, bukan hal yang mustahil bagi Bitcoin untuk mencetak rekor harga baru dalam beberapa bulan mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI