Industri Daur Ulang Hadapi Tantangan Besar

Kamis, 26 September 2024 | 15:36 WIB
Industri Daur Ulang Hadapi Tantangan Besar
Pengunjung memasukkan sampah botol ke dalam tempat sampah yang berada di kawasan Situ Gintung, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (9/9/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah isu lingkungan yang semakin mendesak, industri daur ulang menghadapi tantangan besar. Menurut data dari Program Lingkungan PBB (UN Environment), dunia menghasilkan sekitar 300 juta ton limbah plastik setiap tahun hampir setara dengan total berat populasi manusia.

Sekitar 8 juta ton limbah plastik tersebut masuk ke lautan setiap tahunnya.

Secara global, termasuk di Asia Tenggara, perusahaan-perusahaan di sektor industri makanan dan minuman mulai mengambil langkah nyata dengan berkomitmen untuk mengganti 50% kemasan plastik yang ada dengan plastik daur ulang dalam dekade mendatang.

Pergeseran menuju keberlanjutan lingkungan ini mengubah cara produk diproduksi, dibeli, dan dikonsumsi, sehingga memicu pertumbuhan produk yang dipasarkan dengan basis keberlanjutan.

Baca Juga: Kembali Hadir, IIPE 2024 Usung Tema "The World Magical of Pet"

Setengah dari seluruh plastik yang diproduksi, dirancang untuk penggunaan sekali pakai, sehingga kebutuhan akan solusi daur ulang plastik yang efektif menjadi semakin penting, termasuk pengoptimalan penggunaan air dan penerapan standar kebersihan yang tinggi.

Ecolab, pemimpin global dalam keberlanjutan yang menyediakan solusi air, kebersihan, dan pencegahan infeksi, menyadari pentingnya mengatasi kebutuhan dan tantangan yang berkembang dalam industri RPET ini.

Ecolab divisi Food and Beverage memperkenalkan solusi pembersihan dan sanitasi untuk membantu produsen RPET mengoptimalkan program pencucian mereka, memberikan hasil kebersihan berkualitas tinggi sambil menghemat penggunaan air dan energi.

Dalam diskusi panel industri di Indo Waste & Recycling 2024 Expo di Jakarta pekan lalu, Terence Tan, Direktur Pemasaran Ecolab di Asia Tenggara, menjelaskan bahwa pendekatan Ecolab membantu produsen RPET mulai dari proses hulu hingga hilir.

Pendekatan ini membuka peluang kolaborasi, memungkinkan solusi inovatif yang disesuaikan untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi produsen RPET. Ecolab bekerja sama dengan produsen RPET, Amandina Bumi Nusantara, salah satu produsen RPET terbesar di Indonesia yang memproduksi 36.000 ton per tahun.

Baca Juga: Sampah Plastik Masih Jadi Momok RI, Bisnis Daur Ulang Menjanjikan

Suharji Gasali, Managing Director of Amandina Bumi Nusantara, menyatakan, "Dengan bermitra bersama Ecolab, kami telah secara signifikan meningkatkan kualitas produk dan efisiensi operasional dalam proses kami." kata Gasali dikuti dalam keterangannya pada Kamis (26/9/2024).

President Director Ecolab Indonesia, Evan Jayawiyanto, menambahkan bahwa pihaknya memiliki tim yang andal dan didukung dengan teknologi rekayasa yang mumpuni untuk mengoptimalkan dan mengurangi biaya operasional, serta mendorong pendekatan yang lebih berkelanjutan bagi para produsen RPET.

"Kemitraan kami dengan Amandina menunjukkan bahwa keahlian Ecolab berakar pada ilmu pengetahuan, dan kami memberikan solusi yang berdedikasi untuk menjadikan dunia lebih bersih, aman, dan sehat,' kata Evan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI