Suara.com - Tiada yang menyangka, resep warisan nenek di mana awalnya hanya dibuat untuk kalangan keluarga, jadi jalan rezeki bagi Dyah Novita Primasari, pemilik sekaligus perintis usaha Shaka Egg roll.
Ia bahkan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang sudah bertahun-tahun ia geluti dan memulai langkah besar untuk membangun usaha keluarga. Dengan semangat dan ketekunan, ia berhasil menjadikan resep warisan neneknya menjadi bisnis yang menjanjikan. Kini, Shaka Egg roll yang dirintisnya menjadi salah satu produk yang diminati banyak orang, tidak hanya Jogja. Melainkan juga lintas luar DI Yogyakarta.
"Setelah berhenti bekerja, saya memutuskan untuk mulai usaha dengan mengurus perizinan pada tahun 2015. Alhamdulillah, usaha ini bisa berjalan sampai sekarang," kenang Dyah. Namun, jauh sebelum itu, nenek Dyah adalah sosok penting yang menciptakan resep asli eggroll yang kini menjadi andalan produknya.
Dyah berbagi kisah bahwa awalnya, ia hanya iseng membagikan eggroll buatannya kepada kolega dan tetangga. "Ternyata banyak yang suka ketika pertama kali saya tawarkan ke teman-teman. Sebelum akhirnya punya brand sendiri, kami sering mendapat pesanan eggroll," ujarnya.
Memulai usaha tanpa modal, Dyah kini telah memiliki tiga karyawan tetap. Selain itu, dia juga mempekerjakan tenaga borongan ketika pesanan sedang membludak.
Strategi pemasaran Dyah terbilang unik, karena ia tidak ingin menjual produknya secara berlebihan ke banyak outlet. "Kami lebih memilih untuk fokus pada outlet-outlet tertentu yang memiliki ritme penjualan yang sudah terbukti baik," jelasnya. Saat ini, Shaka Egg roll sudah tersedia di 20 outlet yang tersebar di berbagai wilayah.
Dyah juga menerima pesanan eggroll dalam jumlah besar tanpa label, di mana pelanggannya bisa memasang merek mereka sendiri. Hal ini menunjukkan betapa kepercayaan pelanggan terhadap produknya begitu besar. "Bahkan, reseller kami saat ini justru lebih unggul dalam hal pemasaran dibandingkan kami sendiri. Jadi, kami ikut merasa diuntungkan," ungkap Dyah sambil tersenyum.
Sebagai pengusaha yang sadar pentingnya digital marketing untuk meluaskan pasar usaha, Dyah terus berupaya meningkatkan kemampuan di bidang pemasaran digital. Ia mengikuti program UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur yang diselenggarakan oleh BRI di Rumah Kreatif BUMN Yogyakarta, sebuah program yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan pemasaran dan pengemasan produk UMKM. "Saya merasa sangat terbantu dan mendapatkan banyak ilmu. Terutama tentang digital marketing dan packaging," tambahnya.
BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR adalah salah satu wujud nyata komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam memberdayakan dan mendampingi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar mampu berkembang dan menembus pasar internasional. Ajang ini diselenggarakan sebagai platform business matching yang mempertemukan UMKM Indonesia dengan pembeli luar negeri. Melalui program ini, BRI berharap dapat mendorong pertumbuhan UMKM dan meningkatkan kontribusi ekspor nasional.
Baca Juga: Balas Kepercayaan Masyarakat, BRI-MI Siap Terus Berinovasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengungkapkan bahwa nilai kesepakatan melalui kegiatan business matching dalam BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR mengalami peningkatan signifikan. Pada 2019, nilai kesepakatan mencapai US$33,5 juta, kemudian naik menjadi US$57,5 juta pada 2020, dan terus meningkat menjadi US$72,1 juta di 2021, meskipun ajang ini diselenggarakan secara virtual akibat pandemi. Pada tahun 2022, nilai kesepakatan tersebut kembali mengalami peningkatan hingga mencapai US$76,7 juta.