Suara.com - PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menjadi perusahaan pertambangan yang terintegrasi penuh. Hal ini setelah, fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia AMMN diresmikan.
Dengan adanya fasilitas itu, AMMN bisa melakukan hilirisasi tembaha mulai dari eksplorasi, penambangan, pemrosesan, dan mulai tahun ini, pemurnian melalui smelter tembaga dan logam mulia.
Presiden Komisaris PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Hilmi Panigoro menjelaskan, dibangunnya smelter tembaga dan pemurnian logam mulia, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional, adalah wujud nyata komitmen perseroan dalam mengembangkan industri pertambangan di Indonesia.
Dalam kurun waktu 14 bulan, kami berhasil menyelesaikan konstruksi mega proyek smelter tembaga, lengkap dengan fasilitas pendukungnya, sesuai dengan target yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Erick Thohir Tegaskan Komitmen Hilirisasi: Smelter Freeport Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
"Pembangunan fisik mega proyek ini merupakan salah satu yang tercepat di dunia untuk skala proyek serupa. Untuk capaian itu, saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah, karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat yang terlibat dan memberikan dukungan yang luar biasa," ujar Hilmi dalam keterangannya yang dikutip Selasa (24/9/2024).
"Kami berharap dengan beroperasinya smelter tembaga ini, posisi Indonesia di rantai pasok global tembaga akan semakin kuat dan mampu mendukung upaya pemerintah untuk mendorong dan menjaga resiliensi ekonomi dalam negeri melalui sektor pertambangan," jelas dia.
Fasilitas ini menggunakan teknologi canggih Double Flash Smelting, yang menggabungkan proses flash smelting dan flash converting. Dengan memanfaatkan teknologi mutakhir dari berbagai negara, AMMN memproduksi tembaga berkualitas premium dengan tetap mematuhi standar keselamatan tertinggi dan menjaga kelestarian lingkungan.
Proses konstruksi smelter tembaga dan pemurnian logam mulia AMMN ini melibatkan sekitar 7.000 tenaga kerja. Sekitar hampir 80 persen pekerja merupakan tenaga kerja asal berbagai wilayah di Indonesia dari berbagai disiplin ilmu, salah satunya dari Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan persentase yang cukup signifikan.
Berbagai program pelatihan vokasi telah diberikan kepada pekerja lokal agar mereka turut berperan aktif dalam pembangunan proyek ini. Dengan kerja keras dan semangat seluruh tenaga kerja serta kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, AMMN berhasil mencapai target yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia dan memastikan kualitas konstruksi bertaraf internasional.
Baca Juga: Presiden Jokowi Yakin Smelter Freeport di Gresik Bakal Tambah Pendapatan Negara Rp 80 Triliun
Di sisi lain, untuk memastikan transisi operasional berjalan lancar, lebih dari 150 karyawan telah menjalani pelatihan khusus di salah satu smelter tembaga terbesar di Daratan Tiongkok, yang memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun di industri ini.
Produksi katoda tembaga pertama yang menandakan dimulainya operasional smelter dijadwalkan pada kuartal keempat tahun 2024.
Saat ini, smelter tembaga AMMN dalam tahap komisioning dan dijadwalkan berlangsung selama 4-5 bulan terhitung dari Juni 2024.
Dalam tahapan ini, tungku smelter mulai dipanaskan dan konsentrat tembaga akan mulai dimasukkan ke smelter.
Nantinya, fasilitas smelter tembaga AMMN mampu menampung kapasitas input hingga 900 kilo ton per tahun (ktpa) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang di masa mendatang.
Produk dari fasilitas peleburan ini akan berupa katoda tembaga yang mencapai 222 ktpa dengan kemurnian 99,99 persen dan asam sulfat mencapai 830 ktpa dengan kemurnian 98,5 persen. Selain itu, fasilitas pemurnian logam mulia akan menghasilkan 18 ton per tahun (tpa) emas olahan dengan kemurnian 99,99 persen, 55 tpa perak olahan dengan kemurnian 99,95 persen, serta 77 tpa selenium dengan kemurnian 99,9 persen.