Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur menandai langkah penting dalam industri pertambangan nasional.
Dalam pidatonya, Presiden membagikan pengalamannya selama sepuluh tahun menjabat, termasuk tantangan dalam meyakinkan perusahaan pertambangan untuk berinvestasi dalam pembangunan smelter.
"Saya ingat, pekerjaan yang berat dan melelahkan selama saya menjabat sebagai Presiden selama 10 tahun ini adalah mengajak perusahaan pertambangan untuk membangun smelter, pekerjaan sangat berat," katanya, dilansir dari Antara, Selasa (24/9/2024)
Negosiasi dengan Chairman PT Freeport, Richard Adkerson, berlangsung sejak 2017, dan menjadi sulit karena kebutuhan investasi yang besar, sekitar Rp56 triliun, untuk pembangunan smelter. Jokowi menekankan pentingnya perusahaan melakukan kalkulasi matang mengenai keuntungan dari proyek ini.
Baca Juga: Intip Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik
Setelah persiapan lahan selesai pada 2018, Presiden melakukan groundbreaking untuk memulai pembangunan pabrik.
"Setelah 30 bulan, alhamdulillah hari ini kita bisa meresmikan pabrik ini," ujarnya.
Smelter PT Freeport di Gresik mendukung program hilirisasi industri sumber daya mineral di Indonesia. Dengan izin usaha pertambangan khusus, smelter kedua perusahaan ini memungkinkan pengelolaan sumber daya mineral dari hulu hingga hilir di dalam negeri.
Smelter ini merupakan fasilitas pemurnian tembaga dengan desain jalur tunggal terbesar di dunia, dilengkapi dengan pabrik peleburan, unit pemurnian logam mulia, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya.
Baca Juga: Akal Bulus Bos Timah: Sewa Smelter Swasta Lebih Mahal Rp2,2 Triliun Dibanding Pakai Milik Sendiri