Suara.com - Rencana Holding BUMN Perkebunan, PTPN III untuk membawa anak usaha di sektor kelapa sawit, PalmCo untuk melantai bursa (IPO) masih belum pasti. Sebab, manajemen menunggu kebijakan baru dari pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Rencana IPO PalmCo ini terus mundur, sebelumnya IPO dijadwalkan pada akhir 2023 lalu.
"Tentu kita akan mendengarkan kebijakan pemerintah mendatang," ujar Direktur Utama Holding BUMN Perkebunan PTPN III, Abdul Ghani di Jakarta, Senin (23/9/2024).
Menurut dia, rencana IPO PalmCo juga harus mendapat lampu hijau dari DPR RI. Sebab, posisinya masih sebagai anak usaha perusahaan pelat merah.
Baca Juga: PalmCo Distribusikan Puluhan Komputer ke Sekolah Remote Area di Riau
"Cuma itu kan kebijakan yang harus kita konsultasikan ke DPR juga," jelas Ghani.
Namun demikian, bilang dia, sebenarnya PalmCo sudah siap untuk melantai bursa. Terlebih, Ghani menyatakan, hasil kajian dan analisa menyebut PalmCo sudah layak untuk IPO.
"Sudah, sudah. Sebenarnya kalau tingkat kelayakan sudah layak," beber dia.
Ghani menambahkan, kekinian PalmCo merupakan perusahan produsen kelapa sawit yang terbesar di dunia.
"Kalau cerita kelapa sawit, kami ini produsen terbesar di dunia lho, jangan salah. Jadi perusahaan perkebunan terbesar di dunia itu kami, apalagi ada reorganisasi PalmCo, kelapa sawit. Kan akhir tahun lalu kami mengintegrasi beberapa anak perusahaan menjadi tiga entitas," pungkas Ghani.
Baca Juga: Bos OJK Janji Bakal Usut Tuntas Dugaan Suap IPO Perusahaan