Menteri Keuangan: Middle Income Trap Muncul Akibat Kebijakan Ekonomi

Senin, 23 September 2024 | 13:33 WIB
Menteri Keuangan: Middle Income Trap Muncul Akibat Kebijakan Ekonomi
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Dok: Suara.com/Alfian Winanto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bank Dunia mengklasifikasikan masyarakat ke dalam 5 kelompok kelas berdasarkan tingkat pendapatan: miskin, rentan miskin, menuju kelas menengah, kelas menengah, dan kelas atas. Kelas menengah adalah orang-orang dengan pengeluaran bulanan 3,5 hingga 17 kali lebih besar dari garis kemiskinan. Dengan acuan tersebut, kelas menengah adalah mereka yang memiliki pengeluaran sebesar Rp2,04 juta hingga Rp9,9 juta per bulan.

Kelas menengah memiliki peran krusial bagi negara yakni menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial. Sebagai konsumen, kelas menengah mendorong permintaan barang dan jasa, yang berdampak pada peningkatan produksi dan penciptaan lapangan kerja.

Laporan Bank Dunia bertajuk ”Aspiring Indonesian-Expanding the Middle Class” mengungkap, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 12% karena konsumsi kelas menengah. Kelas menengah juga berkontribusi besar terhadap penerimaan negara, termasuk pajak, dengan sumbangsih sebesar 50,7%.

Melihat data-data tersebut, fenomena berkurangnya proporsi kelas menengah dalam sebuah negara tentu memberikan banyak dampak negatif. Dari sisi pertumbuhan ekonomi misalnya, masyarakat kelas menengah yang turun kasta akan menyebabkan rendahnya daya beli pada golongan tersebut. Konsumsi terhadap bahan pangan, pakaian, dan berbagai kebutuhan rumah tangga akan semakin lesu. Kondisi ini praktis membuat pertumbuhan ekonomi juga menjadi turun, karena konsumsi masyakarat menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi.

Kemudian dari sektor perbankan, kredit macet dan menurunnya keuntungan perbankan menjadi hal yang tak dapat dihindari. Analoginya, ketika kelompok kelas menengah mengalami penurunan dan melakukan penyesuaian konsumsi, tentu permintaan golongan tersebut terhadap kredit konsumsi perbankan juga mengalami penurunan.

Bukan hanya secara ekonomi, menurunnya kelompok kelas menengah juga berdampak terhadap iklim sosial dan politik di negeri ini. Bukan tak mungkin proporsi kelas menengah yang terus tergerus akan menciptakan sebuah revolusi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI