Gelar IIRC 2024, Perum Bulog Ajak 17 Negara Bahas Ketahanan Pangan

Kamis, 19 September 2024 | 21:33 WIB
Gelar IIRC 2024, Perum Bulog Ajak 17 Negara Bahas Ketahanan Pangan
Perum Bulog menyelenggarakan Indonesia International Rice Conference (IIRC) 2024 di Nusa Dua Bali pada 19-21 September 2024. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perum Bulog menyelenggarakan Indonesia International Rice Conference (IIRC) 2024 di Nusa Dua Bali pada 19-21 September 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh para pelaku industri pertanian dari 17 negara mulai dari UK, Pakistan, Afrika Selatan, Korea Selatan, China, Jepang, Uni Emirat Arab hingga beberapa negara Asia Tenggara lainnya.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Perum Bulog ini membahas sejumlah hal seperti ketahanan pangan, khususnya beras. Hal ini mengingat beras lebih dari sekadar pangan, beras merupakan sumber makanan bagi lebih dari setengah populasi global dan menjadi pendorong utama stabilitas ekonomi di banyak negara.

"Hal ini merupakan concern Bulog untuk mengajak berbagai pihak yang ikut serta dalam industri perberasan untuk mengangkat tema tersebut dalam forum khusus ini," tutur Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan, Sonya Mamoriska saat membuka langsung IIRC 2024.

Sonya menjelaskan, dalam menjaga ketahanan produksi beras, dibutuhkan antisipasi, persiapan dan beradaptasi dengan gangguan yang ada. Oleh karena itu, forum ini juga  membahas isu-isu penting, seperti perubahan iklim, gangguan ekonomi dan ketegangan geopolitik yang memperumit lanskap produksi dan distribusi beras.

Baca Juga: KPK Wajib Selidiki Skandal Demurrage Impor Beras Rp 294 Miliar, Ini Alasannya

Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan, Sonya Mamoriska saat memberikan sambutan dalam kegiatan IIRC 2024. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)
Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan, Sonya Mamoriska saat memberikan sambutan dalam kegiatan IIRC 2024. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)

“Ketahanan dalam konteks ini berarti lebih dari sekadar kelangsungan hidup, hal ini berarti mampu bertahan di tengah kesulitan dengan mengembangkan dan menerapkan solusi inovatif yang dapat mempertahankan produksi beras dalam menghadapi tantangan global ini," ujarnya.

Lebih jauh Sonya menjelaskan, tantangan-tantangan yang saling terkait ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan pendekatan produksi beras yang berketahanan dan adaptif. Menurutnya, harus disadari bahwa metode pertanian dan distribusi tradisional mungkin tidak lagi memadai dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang ini.

Untuk menjamin masa depan beras, diperlukan solusi inovatif, berkelanjutan, dan kolaboratif yang dapat membantu mengatasi tantangan global ini.

“Dalam kegiatan rice conference ini, kami mengundang berbagai pihak mulai dari pelaku industri perberasan, regulator pemerintahan hingga akademisi untuk membahas isu ini secara komperhensif,” ujar Sonya Mamoriska.

Dia berharap, forum ini bisa menghasilkan solusi bersama akan keberlanjutan pangan dan kehidupan di tatanan global.

Baca Juga: Megawati Singgung Ekonomi RI Tak Baik-baik Saja, Banyak PHK Hingga Harga Beras Mahal

Sementara itu, Badan Pangan Nasional Indonesia yang diwakili oleh Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan, Rachmi Widiarini menyampaikan, dalam menghadapi tantangan global ini Badan Pangan Nasional juga berharap dapat kolaborasi satu sama lain antara semua pelaku di industri pangan khususnya beras, memperkuat hubungan tiap stakeholders dan berharap kolaborasi dari Bulog dengan segala stakeholders-nya dapat memperkuat serta melalui konferensi ini bisa bekerjasama dan merumuskan ide gagasan untuk dapat menghadapi tantangan global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI