Suara.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyebut penyaluran pupuk tidak asal-asalan kepada seluruh petani. Perseroan menggunakan data kelompok petani agar penyaluran pupuk bisa tepat sasaran.
"Jadi tidak semua sembarangan, harus ada pertanggungjawabannya kan sehingga jelas datanya," ujar Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh yang dikutip Jumat (13/9/2024).
Selain tepat sasaran, bilang Tri, Pupuk Indonesia juga mengajarkan petani soal penggunaan pupuk yang tepat. Sehingga, hasil pertanian para petani bisa lebih optimal.
"Karena kami membina edukasi pada petani. Jangan sembarangan memupuk, ya. Kita ada prosesnya farming. Kapan memupuknya, kebutuhannya seperti apa. Karena kami siapin mobil uji tanah. Jadi nggak sembarangan kita," ucap dia.
Baca Juga: Pencapaian Rendemen Harian Tertinggi PG Krebet Baru Menuju 10% Akan Sejahterakan Petani
Dalam kesempatan ini, Tri menuturkan, perusahaan bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta bekerja sama dalam meningkatkan produktivitas urban farming di Jakarta.
Hal ini ditandai dalam program penyaluran pupuk dan benih tanaman pangan kepada kelompok Tani Muda Berdaya Jakarta Selatan di Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
"Kami memberikan bantuan CSR sebanyak enam ton Urea dan enam ton NPK untuk 31 kelompok tani di Jakarta," ujar Tri.
Tri menilai urban farming memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia. Oleh karena itu, Pupuk Indonesia juga memberikan bantuan mobil uji tanah untuk meningkatkan produktivitas urban farming di Jakarta.
"Alhamdulillah tanah di sini cukup bagus, pH-nya normal antara enam hingga tujuh. Yang menjadi persoalan di sini adalah defisit nitrogen, N-nya kurang sehingga kami bisa memberikan pupuk urea, tapi unsur phospat dan kaliumnya di sini cukup bagus. Kami edukasi juga jangan sembarangan memupuk dan kami siapkan mobil uji tanah," ucap Tri.
Baca Juga: BUMN Pupuk RI Pamer Bantu Timor Leste Luncurkan Beras Nasional Perdana
Tri tak menutup kemungkinan Pupuk Indonesia memperluas dukungan urban farming di banyak perkotaan Indonesia dengan menggandeng seluruh kantor Kejaksaan Tinggi lain. Tri menilai dukungan Kejaksaan Tinggi sangat penting dalam menjaga transparansi dan juga pendampingan dari sisi hukum terhadap program tersebut.
"Kita tidak akan berhenti di sini. Pemerintah daerah lain yang punya lahan kosong juga kita bisa manfaatkan untuk urban farming," lanjut Tri.
Tri menyampaikan Pupuk Indonesia juga telah menyalurkan 4,7 juta ton pupuk bersubsi secara nasional untuk mendukung proses musim tanam. Tri mengatakan hal ini bentuk komitmen Pupuk Indonesia dalam menjalankan penugasan pemerintahan untuk kebutuhan pupuk.
"Kami juga punya program Makmur arahan Pak Menteri BUMN Erick Thohir yang sudah hampir 500 ribu hektare dan ditargetkan mencapai 1 juta hektare pada tahun depan," pungkas Tri.